- Tim tvOne/Eko Hadi
Menengok Pabrik Esemka di Boyolali, Warga: Karyawannya ada 130 Orang
Boyolali, Jawa Tengah - Setelah lama tak ada kabar, akhirnya nama PT Solo Manufaktur Kreasi selaku produsen mobil Esemka kembali terdengar di awal 2023. Banyak warganet yang menyebut Esemka sebagai mobil 'gaib' termasuk keberadaan pabrik Esemka yang disebut-sebut berada di Boyolali, Jawa Tengah.
Menariknya, Esemka membuat kejutan dengan ikut serta dalam ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023.
Tim tvOnenews menyambangi pabrik Esemka di Boyolali. Meski hanya bisa dipantau dari luar, warga Kepoh, Sambi, Jefri Ardianto, mengatakan karyawan Esemka ditaksir berjumlah 130 orang.
"Aktivitas pabrik paling saya lihatnya saat mereka pulang kerja sekitar jam 4 jam 5 sore. Karyawan kurang lebih katanya manajemen sekitar 130 orang. Katanya memproduksi mobil. Kedepannya mobil listrik katanya. Harapannya Pabrik Esemka ini makin berkembang," ujarnya, Rabu (22/2/2023).
Warga Gatak Senting, Hartini, mengatakan, keberadaan Pabrik Esemka menjadikan lingkungan tambah ramai. Terutama jalan yang dulu sepi sekarang ramai banyak kendaraan yang melintas.
"Jalan tambah ramai sekali sejak adanya pabrik Esemka. Karyawan pabrik banyak sekali. Pabrik produksi terus tidak ada hentinya. Waktu Corona kemarin saja masih masuk tapi cuma sebagian. Kalau sekarang sudah masuk semua dan ramai lagi," ujarnya.
Warga Candirejo, Demangan, Sartono, mengaku sangat paham perjalanan berdirinya pabrik Esemka di Boyolali. Menurutnya, dampak adanya pabrik ini menjadikan harga tanah naik signifikan.
"Saya ngikuti dari perkembangan awal dari pak Hendropriyono, cek lokasi dulu, aku juga ikut di dalamnya, tapi sampai sekarang ini belum ada dampaknya, belum begitu ada perubahan. Perubahannya hanya harga tanah jadi naik. Dulu itu sebelum Esemka itu paling Rp250.000 sampai Rp300.000 per meter yang pinggir jalan. Sekarang jadi Rp2 juta per meter," ujarnya.
Dampak lain, kata Sartono, mayoritas kondisi jalan semakin baik. Meski demikian kini ia tidak aktif lagi mengikuti perjalanan pabrik Esemka.
"Sekarang saya tidak aktif lagi, kalau dulu aktif karena saya selaku BPD. Teman saya dulu juga mengawal. Saat proses pertama gagal dan yang kedua kalinya setelah yang di dalamnya Hendropriyono, perizinan sudah lancar," ujarnya.
Sartono mengaku tidak mengetahui aktivitas di dalam pabrik. Setahu dia, pabrik masih memproduksi mobil.
"Saya kurang tahu apakah masih produksi, informasinya masih tetapi kalau kita lihat di situ hanya beberapa karyawan saja," katanya.
Secara pribadi ia juga mendukung pabrik memproduksi mobil listrik.
"Soal mobil listrik kita ngikuti saja. Saat diresmikan Presiden Joko Widodo dulu saya tidak ikut karena yang diundang hanya beberapa yang berkompeten saja. Dulu kami itu hanya masyarakat untuk mengumpulkan beberapa KTP yang setuju, setelahnya itu kami tidak di dalamnya, kami hanya orang luar," ujarnya. (ags/ebs)