- Tim tvOne - Abdul Rohim
Dua Bulan Sawahnya Terendam Banjir, Petani di Pati Alih Profesi Jadi Ojek Perahu
Pati, tvOnenews.com – Sudah Dua bulan jalan alternatif Pati – Kudus atau sebaliknya di Desa Kasiyan, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terendam banjir. Karena areal persawahannya terendam banjir, warga yang rata-rata petani pun beralih menjadi tukang ojek perahu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Warga Desa Kasiyan harus lebih bersabar karena belum bisa melakukan aktivitas sehari hari secara normal akibat banjir. Walaupun pemukiman sudah tidak terendam, namun persawahan dan jalan alternatif Pati – Kudus atau sebaliknya yang melintasi Desa Kasiyan sudah dua bulan ini terendam banjir.
Jika intensitas hujan dalam beberapa hari kedepan terus tinggi, maka dipastikan banjir akan lebih lama surutnya dan ketinggian air akan bertambah. Warga yang mayoritas petani kini harus berdiam diri tidak bisa beraktifitas menggarap lahan persawahannya karena terendam banjir.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari, sejumlah warga beralih profesi menjadi ojek perahu, menyeberangkan pengendara sepeda motor yang melintas di jalan alternatif Pati – Kudus yang terendam banjir.
Pada pertengahan Januari lalu jalan yang terendam banjir sepanjang 1,5 kilometer, namun kini tinggal 500 meter dengan ketinggian air sekitar 50 hingga 80 centimeter.
Tingginya genangan banjir membuat jalan raya tidak terlihat, bahkan seperti rawa-rawa sehingga sangat membahayakan pengguna jalan khususnya roda dua.
Bagi pengendara sepeda motor yang tidak berani menerobos genangan banjir di jalan, maka ojek perahu menjadi alternatif pilihan agar sepeda motornya tidak mogok kemasukan air.
“Yang terendam banjir ini jalan alternatif Pati menuju Kudus. Selama jalan ini terendam banjir kami yang sehari hari sebagai petani kini banting stir jadi ojek perahu menyeberangkan pengendara sepeda motor yang lewat,” ujar salah seorang tukang ojek perahu, Kardi, Kamis (23/2/2023).
Untuk ongkos sekali jalan, pengojek perahu mematok tarif Rp 20 ribu rupiah untuk mengangkut sepeda motor dan pengendaranya. Kardi mengaku dalam sehari ia bisa mendapatkan penghasilan rata-rata Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu.
“Ya kalau pas airnya tinggi ya melayani perahu wisata untuk warga yang ingin putar putar lihat banjir di sini. Sekarang ya melayani ojek perahu untuk pengendara sepeda motor yang lewat. Penghasilan ya nggak tentu, kadang sehari dapat seratus ribu, seratus lebih, kadang ya bisa dapat dua ratus ribu,” katanya.
Kardi mengungkapkan, dengan menjadi ojek perahu dia bisa mendapatkan penghasilan, tidak menggantungkan bantuan dari orang lain saat dirinya belum bisa bekerja menggarap sawah karena lahan persawahannya masih terendam banjir.
“Ya gimana lagi, tidak bisa kerja disawah karena terendam banjir sawahnya. Ini untuk mencukupi kebutuhan sehari hari, makan dan biaya sekolah anak dari pada menganggur hanya mengandalkan bantuan,” pungkasnya. (Arm/Buz)