- Tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno
Tradisi Syawalan Jadi Berkah Perajin Ketupat di Semarang
Sehari-harinya mereka membuat selongsong ketupat untuk dipasok ke pedagang kuliner ketupat sayur maupun sate sapi.
Khusus pada jelang Lebaran dan tradisi Syawalan, mereka buka lapak khusus atau istilahnya "mremo".
Tentu saja harga selongsong ketupat pada lebaran dan syawalan lebih bagus dibanding hari biasa.
"Kalau pas mremo begini bisa laku 15 ribu per ikat isi sepuluh. Selain permintaannya banyak dan stok terbatas, harga bahan baku janur atau daun kelapa yang masih muda itu lebih mahal daripada bahan selongsong ketupat harian yang memaka daun kelapa tua warna hijau," kata Sutardi, perajin selongsong ketupat, Jumat (28/4/2023).
Selama tiga hari para perajin membuat selongsong ketupat sehak pagi sampai malam.
Mereka istirahat pada jam sepuluh malam hari di emperan toko. Biasanya mereka datang berombongan antara 15 hingga 20 orang. Satu rombongan menempati satu pasar.
Misal Sutardi, dkk menempati emperan Pasar Banyumanik, maka rombongan lain dapat jatah di Pasar Ungaran, Pasar Peterongan, Pasar Bulu, maupun Pasar Karangayu. Sehingga semua bisa berbagi dan tidak bersaing.