- Novianti Siswandini-tvOne
Tiwul Instan, Inovasi dari Tiwul Makanan Khas Dusun Kawista Wonosobo
Wonosobo, tvOnenews.com - Tiwul instan, inovasi dari tiwul makanan khas Wonosobo.
Lili Sri Rahayu selaku pembuat Tiwul Instan dengan brand Umbian mengatakan tiwul merupakan makanan tradisional yang terbuat dari tepung singkong sebagai bahan utamanya.
Dia mengatakan tiwul instan ini merupakan sebuah inovasi. Jadi tiwul ini bisa dinikmati dan disajikan kapan saja.
Sebagai inovasi dari tiwul, Lili pun memaparkan cara pembuatannya.
"Tepung singkong itu diadonin lalu disiram air gula. Kalau tiwulnya mau ada rasa ditambahkan rasa dulu. Misalnya rasa ubi, ditambahkan ubi. Kalau mau rasa cokelat, ditambahkan cokelat," kata Lili, Rabu (7/6/2023) saat ditemui di acara Pelatihan Digital Marketing Proklim Kawista binaan Pamapersada Nusantara.
Setelah diberi rasa, lanjut Lili, adonan itu dicampur sampai menjadi butiran-butiran kecil dan kasar. Lalu, adonan ini diayak hingga lebih halus.
"Setelah itu dikukus sampai matang. Angkat dan dinginkan. Satu malam mendinginkannya. Besoknya dihancurkan lagi lalu diayak pakai ayakan bambu," ujarnya.
Rumah produksi tiwul instan di Dusun Kawista, Kabupaten Wonosobo. Dok: Novianti Siswandini-tvOne
Setelah itu, kata dia, tiwul instan pun siap dibungkus untuk dipasarkan dengan harga Rp16.000 per bungkus.
"Kalau tiwul instannya mau dimasak lagi, tinggal disiram air saja atau dikukus sebentar saja," jelasnya.
Lili menyebut salah satu kelebihan tiwul instan buatannya adalah tidak lengket.
Distribusi dan Pemasaran Tiwul Instan
Lili merupakan pembuat tiwul instan yang sudah bergelut di bidangnya selama belasan tahun. Tepatnya lebih dari 10 tahun.
"Satu minggu bisa 3 sampai 4 kali membuat tiwul," ungkapnya.
Dia mengatakan produknya didistribusikan kepada pihak yang sudah menjadi langganannya.
"Jadi sudah ada orang yang ambil buat dipasarkan lagi," kata dia.
Pelatihan digatalisasi marketing UMKM di Dusun Kawista, Kabupaten Wonosobo bersama Pamapersada Nusantara. Dok: Novianti Siswandini-tvOne
Selain lewat perantara, dia juga memasarkannya lewat media sosial yang dikelola oleh pihaknya. Dengan begitu, produknya bisa menjangkau seluruh Indonesia.
Sebagai pelaku UMKM, Lili merasa terbantu dengan adanya pelatihan digitalisasi marketing.
Dia bisa belajar bagaimana caranya membuat kemasan yang bagus dan lengkap. Seperti contoh, adanya nama brand, alamat produksi, waktu kadaluarsa hingga komposisi bahan di dalam kemasan.
Kemudian, dia juga bisa belajar bagaimana caranya membuat konten foto untuk pemasaran di Instagram melalui aplikasi Canva.
"Karena bisa dibilang tiwul ini makanan yang harus dicoba dan oleh-oleh yang harus dibeli kalau ke Wonosobo," jelas dia. (nsi)