- tim tvOne - Purnomo
Gelar Wiwit Mbako, Masyarakat Temanggung Berdoa agar Tembakau Tidak Disamakan dengan Narkotika
"Sangat tidak masuk akal Pasal 154 ini. Petani jelas dan tegas menentang. Tembakau adalah berkah dari Yang Maha Kuasa bagi petani. Kami bisa berdaya, ekonominya tetap berputar karena tembakau. Menanam tembakau bukan kegiatan melanggar hukum. Kami petani taat pada undang-undang. Kenapa kami dikhianati? Harusnya sumber mata pencaharian kami dijaga dan dilindungi," tutur Cipto.
Ahmad Ismayudin, Lurah Desa Tlahap menuturkan bahwa ritual Wiwit Mbako ini diakukan secara mandiri oleh masyarakat Desa Tlahap dengan melibatkan seluruh kepala desa se-Kecamatan Kledung. Desa yang 90 persen masyarakatnya adalah petani tembakau ini, melalui budaya dan tradisi turun-temurun memohon perlindungan dari regulasi yang tidak adil, yang menyakiti, dan mengabaikan hak-hak serta masa depan petani.
"Tembakau telah sejak lama dikepung dengan kampanye-kampanye negatif. Kelompok-kelompok anti tembakau ini tidak melihat secara menyeluruh bahwa tembakau adalah identitas dan budaya kami. Di sini, tidak sembarangan menanam tembakau. Wiwit Mbako adalah ritual agar para petani dan masyarakat diberi keberkahan dan keselamatan. Jadi, harapan kami jangan ada lagi dorongan atau seruan konversi lahan tembakau yang membuat situasi tidak kondusif," tegas Ismayudin. (Pro/Ard)