- Tim tvOne - Abdul Rohim
Dampak Kemarau Harga Bawang Merah Anjlok, Petani di Pati Merana
Pati, tvOnenews.com – Petani bawang merah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, saat ini merana dengan anjloknya harga bawang merah. Jika sebelumya harga bawang merah per kilogram adalah Rp 16 ribu, kini harganya anjlok 40% per kilogram.
Petani di sentra bawang merah Desa Ngurenrejo, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terimbas anjloknya harga bawang merah di pasaran.
Jika pada bulan Juni lalu harga bawang merah ukuran sedang bisa di atas Rp 16 ribu per kilogram, sekarang hanya laku Rp 10 ribu per kilogramnya.
Salah seorang petani bawang merah di Desa Ngurenrejo, Kecamatan Wedarijaksa, Pati, Karyanto mengungkapkan, anjloknya harga bawang merah ini membuat petani merugi banyak. Karena harga jual tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan.
“Harga bawang merah saat ini ya nggak bagus bagi petani karena harga dari petani itu Rp 10 ribu – Rp 11 ribu per kilogram. Harusnya harganya itu Rp 20 ribu atau Rp 19 ribu biar menjangkau semua kalangan,” kata Karyanto, Jumat (8/9/2023).
Apalagi, lanjut Karyanto harga pupuk non subsidi, obat-obatan, bibit dan tenaga kerja terus mengalami kenaikan.
“Di musim kemarau saat ini ya hasilnya kurang memuaskan, karena banyak terserang hama. Selain kendala hama, juga kendala sulit air. Pupuk mahal karena yang pupuk subsidi itu kurang baik untuk bawang merah, jadi harus beli pupuk non subsidi untuk memupuk,” imbuhnya.
Kondisi ini membuat petani mengobral bawang merah dengan pertimbangan bisa mengembalikan modal. Seperti bawang merah ukuran kecil dijual Rp 8 ribu per kilogram. Sementara ukuran sedang dijual Rp 10 ribu, ukuran medium dihargai Rp 12 ribu dan untuk kualitas super dijual dengan harga Rp 15 ribu per kilogramnya.
Ketua paguyuban petani bawang merah Kabupaten Pati, Kasnawi mengungkapkan, Sebelum lebaran harga bawang merah sempat menyentuh harga Rp 20 ribu lebih per kilogram. Namun kini harga bawang merah hanya berkisar antara Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu, tergantung kualitasnya.
“Untuk hari ini acuan kita di Pasar Induk Kramatjati, karena hari ini saya habis kirim itu Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu per kilogram. Artinya dengan harga segitu petani maupun pengirim rata rata rugi,” ungkap dia.
Anjloknya bawang merah harga saat ini, kata Kasnawi membuat petani merugi hingga mencapai 50 persen lebih. Pasalnya, untuk menanam bawang merah satu hektar petani harus mengeluarkan modal hingga Rp 15 juta.
Dengan anjloknya harga bawang merah saat ini, hasil dari panen hanya dikisaran Rp 7 juta hingga Rp 8 juta per hektar. Kondisi ini membuat petani tidak bisa mengembalikan modal, bahkan merugi.
“Karena dari petani itu harga jauh di bawah HPP. Terkait harga pupuk dan obat yang semakin tinggi itu paling tidak 18 ribu, harga segitu itu baru balik modal. Jadi agar petani untung itu harganya ya Rp 20 ribuan per kilogram,” pungkasnya.
Belum diketahui penyebab turunnya harga bawang merah saat ini, apakah permainan tengkulak atau karena kualitas hasil panen yang menurun akibat kekeringan.
Namun, petani menduga turunnya daya beli masyarakat ditengarai menjadi penyebab anjloknya harga bawang merah saat ini. Para petani bawang merah di Pati berharap pemerintah bisa memberikan solusi agar harga bawang merah bisa kembali stabil sehingga tidak merugikan petani. (arm/buz)