- Istimewa
IDI Sebut Dokter Gadungan Susanto Tipu 3 Institusi Kesehatan di Grobogan, Ngaku Lulusan Australia hingga Jabat Dirut RS
Selanjutnya, pada akhir 2006 hingga 2008 Susanto menjabat Kepala Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Grobogan.
"Hanya supervisor di PMI bukan pelaksana dan saat di Puskesmas Gabus, ketika pengobatan massal pak Susanto minta ruang sendiri dan lucunya resep obatnya monoton," kata Djatmiko saat dihubungi melalui ponsel, Jumat (15/9/2023).
Beberapa tahun puas mengadali tiga institusi kesehatan di Grobogan, Susanto kemudian kabur ke daerah lain.
Sampai suatu ketika pada 2011, IDI Grobogan terkejut mendapat kabar dari Kalimantan bahwa Susanto terbongkar kejahatannya sebagai dokter gadungan.
"Terus terang kami kecolongan. Ngakunya dokter lulusan Universitas Australia dan penyetaraannya di Undip. Ternyata hanya lulusan SMA. Di Kalimantan mengaku sebagai dokter spesialis obgyn, namun kagok saat penanganan operasi. Dia pun dihukum disana. Sejak saat itu kami lebih ketat," ungkap Djatmiko.
Tidak jera setelah tuntas melakoni kurungan penjara di Kalimantan, Susanto kembali berulah dan hukum atas kasus serupa. Residivis ini kembali berulah.
"Susanto menghubungi IDI Grobogan untuk perpanjang STR pada 2022 alasan STR mati. Pikirnya kami tidak tahu, setelah saya cecar, dia menghilang dan tahu-tahu dapat kabar dia ditangkap di Jawa Timur," terang Djatmiko.