- Tim tvOne - Abdul Rohim
Tambak Tercemar Debu Perbaikan Jalan Pantura, Petani Garam di Rembang Demo Tuntut Ganti Rugi
Rembang, tvOnenews.com - Merasa dirugikan akibat proyek perbaikan Jalan Pantura, belasan petani garam di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menggelar aksi protes, Selasa (3/10/2023). Para petani protes lantaran lahan tambak garam mereka tercemar debu akibat perbaikan jalan pantura dan terancam gagal panen.
Dengan membentangkan banner bertuliskan “Kami Petani Tambak Garam Dirugikan Dampak Debu Pembangunan Jalan Pantura” belasan petani garam di Desa Mojowarno, Kecamatan Kaliori, Rembang, ini menggelar aksi protes di lokasi perbaikan Jalan Pantura Rembang–Pati.
Aksi protes tersebut dilakukan lantaran banyaknya debu yang timbul dari kendaraan yang melintas di area perbaikan jalan membuat ratusan hektare lahan tambak milik petani tercemar dan mengakibatkan kualitas garam turun hingga gagal panen.
“Dengan adanya perbaikan Jalan Pantura di Kaliori Rembang ini berdampak pada petani tambak garam yang resah akibat tercemar debu,” kata koordinator aksi, Hariyanto, Selasa (3/10/2023).
Selain itu, akibat banyaknya debu yang berterbangan terbawa angin masuk ke lahan tambak garam, para petani pun harus menelan kerugian hingga ratusan juta rupiah.
“Yang terdampak ya sekitar ratusan hektar lah. Sejak dua minggu yang lalu. Dampak yang ditimbulkan kualitas garam menurun karena kena debu, tidak bisa putih, kemudian tidak bisa mengkristal akhirnya butirannya kecil lembut. Jadi harganya turun, alat transportasinya terkendala karena jalan macet sehingga harganya turun drastis dan jualnya juga sulit,” ungkap dia.
“Petani mengalami kerugian, kini per kilogram harganya turun sekitar Rp 400. Per hari normalnya satu hektare itu bisa panen sekitar 4 ton sekarang paling 3 ton. Dengan terdampak ini kerugiannya ya ratusan juta,” lanjutnya.
Tak hanya membentangkan spanduk protes di lokasi perbaikan jalan, sejumlah petani garam juga melakukan aksi buang garam hasil panen yang kualitasnya turun sebagai bentuk protes.
Para petani garam menuntut pelaksana proyek segera memberikan solusi atau ganti rugi atas dampak yang dialami petani garam. Pasalnya, kualitas garam yang turun membuat harga jual garam anjlok.
Harga garam yang semestinya Rp 1.300 per kilogram, kini hanya laku dijual dengan harga dibawah Rp 1.000 per kilogramnya.
“Kami minta pelaksana proyek untuk menyirami jalan dengan air sehari minimal dua kali. Kami juga minta ganti rugi karena kualitas garam hasil panen menurun harganya anjlok akibat tercemar debu,” pungkasnya. (arm/buz)