Fokus Group Discussion (FGD) Peran Relawan dalam Penanganan Dampak Bencana di Boyolali..
Sumber :
  • Tim tvOne - Agus Saptono

BMKG Memperkirakan El Nino Berlangsung Hingga Maret 2024

Rabu, 25 Oktober 2023 - 08:36 WIB

Boyolali, tvOnenews.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa El Nino yang melanda wilayah Indonesia akan berlangsung cukup lama. Diprediksi fenomena alam ini akan berakhir pada Maret 2024. 

"Dari BMKG dan lembaga-lembaga pusat iklim dunia menunjukkan bahwa El Nino tahun ini akan berkembang dan berakhir perkiraan kami di Maret tahun 2024," kata Forkases dan Analis di Stasiun Klimatologi Kelas 1 BMKG Semarang, Jawa Tengah, Zauyik Nana Ruslana, di sela acara Fokus Group Discussion (FGD) Peran Relawan dalam Penanganan Dampak Bencana di Boyolali, Selasa (24/10/2023).

Zauyik Nana menjelaskan, dampak dari El Nino cukup signifikan dirasakan. Sampai sekarang ini di beberapa wilayah termasuk Jawa Tengah masih mengalami kekeringan, kekurangan air, curah hujan rendah, suhu udara tinggi, dan tingkat kelembaban sangat rendah.

"BMKG memperkirakan bahwa nanti musim hujan rata-rata di Jawa Tengah itu awal musimnya di bulan November tahun 2023 ini. Tapi karena terdampak El Nino otomatis curah hujan tahun 2023-2024 akan sedikit berkurang. Karena sifat El Nino itu mengurangi curah hujan," jelasnya.

Zauyik mengatakan, sebelum memasuki musim penghujan pada November akan terjadi pancaroba atau peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan. 

Di antara peralihan musim pancaroba ini biasanya terjadi hujan yang sporadis. Bahkan terkadang muncul angin puting beliung dan potensi hujan es. Kemudian juga ada hujan yang deras tapi durasinya pendek.

"Ini sebagian wilayah Jawa Tengah terutama di bagian tengah sudah pada kelihatan curah hujannya. Kita masih memonitor apakah sudah masuk musim hujan atau belum," ujarnya.

"Mudah-mudahan sudah ada tanda-tanda menuju ke arah musim hujan. Tapi kan secara klimatologi tahapannya dari barat dulu turun hujan kemudian di tengah dan baru timur," sambungnya.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Suripto mengatakan dampak kekeringan di Boyolali sangat signifikan. Di sejumlah daerah mengalami krisis air bersih, sehingga didorong dengan droping air bersih untuk membantu warga.

Ketua FPRB, Ribut Budi Santoso, menambahkan bantuan droping air bersih tidak hanya untuk kebutuhan manusia. Namun juga droping air untuk kebutuhan ternak. Hal itu yang mendasari diadakannya pertemuan FGD seperti saat ini.

Melalui kegiatan FGD diharapkan kedepan kebutuhan air bisa terpenuhi sebelum terjadi kekeringan.

"FPRB bekerjasama dengan BPBD mengadakan dua kali acara FGD wilayah Selatan dan wilayah Utara. Hari ini mengundang stakeholder yang ada di wilayah Selatan," ujarnya.(ags/buz).

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:23
04:46
05:39
03:03
03:29
02:11
Viral