- Tim tvOne - Mohammad Hamzah
Keluarga Pekerja Proyek yang Tewas Ditembak KKB Papua Berharap Jenazah Korban Segera Dipulangkan
Tegal, tvOnenews.com - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), menyerang 3 pekerja proyek pembangunan Puskesmas di Kabupaten Puncak, Papua. Jum'at (24/11/23). Akibat penyerangan tersebut, 3 orang pekerja tewas dan 2 orang lainnya luka-luka.
Diketahui, salah satu pekerja yang tewas adalah Slamet Riyanto (35), warga Desa Talok, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Menurut Informasi korban sudah bekerja selama 2 tahun terakhir di Papua.
"Jum'at malam dari pihak Kodim bersama Koramil, dan polsek pangkah melalui kami memberikan info ke pihak keluarga, dan membenarkan bahwa Slamet Riyanto merupakan warga kami," kata Kepala Desa Talok, Abdul Ghofir, Senin (27/11/2023).
Pihak desa yang menerima kabar tersebut, langsung berkoordinasi dengan pihak terkait untuk segera bisa memulangkan jenazah korban. Namun lamanya proses evakuasi terkendala faktor keamanan di Papua yang belum kondusif.
"Untuk pemulangan kami masih menunggu informasi dari aparat kepolisian dan TNI. Kami dapat informasi proses evakuasi masih belum berjalan, karena terkendala keamanan dan cuaca," lanjut Abdul Gofir.
Sementara itu, Pihak keluarga masih tak menyangka anggota keluarganya menjadi korban kekejaman KKB, awalnya keluarga menyangka itu orang lain karena nama yang tak sesuai dengan berita yang beredar.
"Saya mendapatkan kabar dari pak kepala desa, setelah itu datang dari Koramil dan Polsek, awalnya saya gak percaya, karena diberita online tidak ada nama Slamet Riyanto, ternyata benar kakak saya," kata sepupu korban, Novianingrum.
Keluarga mengaku, terakhir kali korban menghubungi keluarga pada moment idul fitri lalu.
"Biasanya seminggu sekali telfon mengabarkan, tapi sudah berbulan-bulan ini tidak mengabari, terakhir dia pulang juga tahun 2021," terang Novianingrum.
Sebelumnya, Pihak keluarga juga sudah melarang korban untuk menerima proyek dari Papua, namun karena alasan kebutuhan ekonomi korban tetap berangkat ke Papua.
"Keluarga sudah mengingatkan, kalau dapat proyek di Papua jangan diambil, tetapi karena terdesak kebutuhan dia tetap berangkat," lanjut Novianingrum.
Keluarga juga tidak tahu, dengan siapa korban berangkat ke Papua karena korban berpindah-pindah satu proyek ke proyek lainnya.
"Saya kurang tau siapa yang ngajak, karena memang beliau ini kan berpindah pindah proyek karena temannya banyak, tau-tau dia sudah di Papua, " ujarnya.
Keluarga berharap Pemerintah bisa memberantas gerombolan KKB karena banyak telah memakan banyak korban.
"Harapan kami, tolong pemerintah segera berantas KKB, karena sudah memakan banyak korban, masa iya jumlah tentara yang lebih banyak tidak bisa memberantas KKB yang jumlahnya sedikit, Karena rakyat kecil yang menjadi korban," pungkas Novianingrum.
Keluarga juga berharap, jenazah korban segera bisa dipulangkan dan bisa dimakamkan.
"Info pemulangan terakhir kami dapat masih proses evakuasi karena faktor keamanan, jadi kita masih menunggu," jelas Novianingrum. (mdh/buz)