- Tim tvOne - Tri Handoko
Tradisi Pecingan, Berkah Lebaran Bagi Anak-anak di Brebes Setelah Sebulan Berpuasa
Brebes, tvOnenews.com - Berbagai tradisi menghiasi lebaran dari mulai ziarah kubur usai Salat Ied hingga membagi-bagikan uang kepada anak-anak atau bagi masyarakat Brebes, Jawa Tengah dikenal dengan istilah tradisi pecingan.
Saat lebaran selain mengenakan baju baru dan kue lebaran, anak anak di Brebes paling menanti pecingan dari orang tua, saudara den kerabat, saat berkumpul di hari lebaran.
Pemberian pecingan atau angpao kepada anak-anak oleh orang tuanya, diberikan sebagai bentuk hadiah setelah berpuasa selama satu bulan penuh.
Salah seorang anak penerima pecingan, Keysha (11), warga Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan Brebes mengaku, paling dinanti yakni saat berkunjung ke rumah neneknya. Dimana kerabatnya kumpul dan membagikan angpao.
Dalam sekejap ia pun menerima uang pecingan hingga Rp 1, 2 juta. Dimana uang pecingan yang didapat akan digunakan untuk membeli tas, boneka dan selebihnya akan ditabung.
"Saya dapat selain dari orang tua, juga dapat pecingan dari nenek, bude, dan tante. Alhamdulillah bisa buat beli tas, boneka dan ditabung di sekolah," kata Keysha, Rabu (10/04/2024) pagi.
Lain halnya, Akif (8), uang pecingan yang didapat sebanyak Rp 800 ribu akan dibeli game online dan beli jajan, baru sisanya akan dititipkan sama orang tuanya.
"Mau tak belikan top up, jajan dan sisanya nantinya buat dititipin sama ibu," ungkap Akif.
Sementara salah seorang orang tua pemberi pecingan, Ibnu Hakim (55), bahwa pemberian pecingan kepada anak-anak sebagai bentuk kemenangan di hari lebaran karena anak-anak telah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh.
"Tradisi pecingan sendiri sebenarnya sudah lama sejak puluhan tahun silam setiap hari lebaran," jelas Ibnu.
Wijanarto, sejarahwan Pantura menjelaskan, pecingan atau disebut angpao ketupat, tak bisa dipungkiri merupakan tradisi yang diadopsi dari tradisi peranakan Tionghoa di Nusantara.
Angpao (dalam istilah disebut hanzi, hanyu pinyin, hong bao) adalah amplop merah yang biasanya berisikan sejumlah uang sebagai hadiah menyambut tahun baru Imlek.
Tetapi makna angpao sekarang tidak hanya untuk merayakan imlek, tapi juga dalam menyambut perayaan lebaran, diberikan oleh mereka yang dianggap mapan serta telah menikah atau telah bekerja dan memperoleh pendapatan yang lebih cukup.
"Sehingga mereka mampu menyisihkan pada saudara yang dianggap belum mapan, belum menikah serta para keponakan yang masih kecil atau dewasa yang tengah bersekolah," pungkasnya. (tho/buz)