- Tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno
Yuk! Coba Nasi Kebuli di Kampung Arab Semarang
Semarang, Jawa Tengah - Dalam perjalanannya, sejak dulu Semarang menjadi persinggahan dagang para saudagar dari berbagai bangsa. Termasuk bangsa Arab dan Timur Tengah lainnya. Selain berdagang, mereka juga menyebarkan agama, serta membawa budaya dan kebiasaan mereka. Termasuk kuliner tentu saja.
Nah, ada satu tempat yang banyak dihuni warga keturunan Arab di Kota Semarang. Yaitu di kawasan Kampung Petek dan Kampung Melayu. Lokasi di bagian utara kota dan masih berdekatan dengan kawasan muslim Kauman dan kawasan perdagangan Johar.
Di sini, warga Keturunan Arab membuat makanan khas leluhur mereka. Sebagian kemudian membuka kedai. Salah satunya Warung Nasi Kebuli Aminah. Sesuai namanya, maka hidangan utamanya adalah nasi kebuli khas Arab. Selain itu, ada juga nasi tomat yang juga khas kuliner Timur Tengah.
"Ya, di Kampung Petek ini kan memang terkenal Arabnya, kalau nasi kebuli ini sudah turun-temurun dari kakek saya. Ini ibu saya sudah generasi ketiga, kalau saya nanti generasi keempat, insyaa Allah," kata Bilqis, penjual nasi kebuli di Kampung Petek.
Nasi Kebuli di sini sangat digemari karena rasa dan aromanya dinilai mewakili kuliner khas Arab di Kota Semarang. Racikan rempah pada nasinya, pilihan daging kambing pada lauknya, serta sambal dan acar yang tidak berubah sejak warung ini buka puluhan tahun lalu.
Kedai ini memakai resep kebuli turun-temurun dari nenek moyang mereka. Dan meski sudah berganti generasi, tapi rasa dan aromanya tetap sama.
"Khasnya itu, ini kan Timur Tengah, kambingnya dan rempahnya, itu yang beda dari nasi kebuli lain," lanjutnya.
Nasi kebuli pada dasarnya adalah nasi yang diramu dengan bumbu dan beberapa rempah-rempah seperti kunyit, jinten, kapulaga, pekak, cengkeh, kayu manis, garam, dan lain-lain. Kemudian, semua direbus jadi satu sehingga warna nasinya menjadi kuning kecoklatan. Rasa nasi kebuli sangat gurih, bahkan dimakan tanpa lauk tetap enak.
Daging kambing sebagai lauk dimasak dengan cara diungkep dan dengan aroma rempah yang lebih ringan. Acar nasi kebuli beda dengan acar biasa, karena memakai timun dan nanas yang dimasak matang. Juga, sambalnya memakai cabai merah besar yang tidak begitu pedas.
"Saya, kalau olahraga sepeda sama teman-teman selalu mampir makan. Kadang soto, kadang gudeg, dan yang cukup sering di nasi kebuli Kampung Petek ini. Rasanya khas rempahnya dan pakainya daging kambing," kata Widodo, warga Semarang yang mampir makan setelah olahraga.
Harga seporsi nasi kebuli menyesuaikan lauknya, mau pakai daging kambing atau pakai telur. Yang paling komplit pakai daging kambing harganya 25 ribu rupiah. (Teguh Joko Sutrisno/dan)