- tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno
Kebaya Encim, Busana Akulturasi Budaya di Semarang
Semarang, Jawa Tengah - Kebaya merupakan busana tradisional khas Nusantara. Hampir semua daerah di Indonesia punya busana kebaya dengan ciri khas masing-masing. Termasuk hasil akulturasi budaya antar etnis yang kemudian menghasilkan bentuk dan model kebaya baru. Salah satunya adalah kebaya encim.
Beberapa literatur menyebutkan, berapa abad lalu wanita pribumi terutama di Batavia, yang kawin dengan orang Belanda, sering memakai kebaya yang mahal. Kemudian datang pedagang Tionghoa. Yang wanita kemudian beradaptasi dan ikut memakai kebaya tersebut.
Karena seringnya wanita Tionghoa memakai kebaya, maka orang sekitar menyebutnya kebaya encim. Karena pada waktu itu wanita Tionghoa yang sudah kawin dipanggilnya encim.
Dalam perkembangannya kebaya tersebut kemudian dtambahi dengan berbagai hiasan dan motif sehingga semakin beragam. Namun bentuknya tetap sama dengan bagian ujung bawah yang meruncing.
(Kebaya encim dipakai di sebuah acara di Semarang. Sumber: tim tvOne - Teguh)
Selanjutnya, kebaya encim yang populer di Batavia, lalu dipakai juga di berbagai daerah termasuk di Semarang.
Namun perubahan jaman membuat kebaya encim hanya dipakai pada even tertentu. Seperti perayaan, hajatan, menghadiri acara, maupun peragaan busana.
Agar tak punah, sebuah komunitas di Kota Semarang rutin membuat acara untuk mengenalkan kembali kebaya encim. Acara dikemas dalam berbagai bentuk. Seperti lomba foto, peragaan busana, dan lain-lain.
"Ya ini kan bagian dari budaya ya. Kita perlu untuk mengenalkan kepada masyarakat terutama kaum milenial. Kan bagus ya kebaya encim ini, juga berseni. Maka kita buat juga peragaan busana dan pemotretan, lalu bisa diunggah di medsos kan cepat sampai informasinya," kata Benyamin, pemerhati budaya di Semarang beberapa waktu lalu.
Kebaya encim dipakai dengan paduan kain batik di bawahnya. Beda dengan busana kebaya Jawa yang dipadukan dengan bentuk rambut yang disanggul, maka kebaya encim dipadukan dengan gaya rambut digelung dan lebih simpel.
Beberapa fotografer yang sering memotret busana mengatakan, kebaya encim ini pas jika dipadukan dengan latar belakang gaya jaman dulu. Misal di sekitar bangunan klenteng, kota lama, dan lain-lain.
"Ya kita sering juga motret dengan latar belakang bangunan tua tapi dengan warna yang cerah kayak klenteng. Itu pas banget. Lalu kalau kebayanya warnnya kuat juga pas dengan latar bangunan tua di kota lama yang dominan putih, sehingga kontras," kata Rosa, fotografer di Semarang.
Tak hanya kebaya encim, busana tradisional lain pun mesti terus dihadirkan sehingga tak punah ditelan perkembangan fashion yang terus berubah cepat. (Teguh Joko Sutrisno/ito)