Petani bawang merah di Brebes, saat menyendot air limbah rumah tangga atau comberan dengan menggunakan pompa air..
Sumber :
  • Tim tvOne - Tri Handoko

Akibat Debit Air Sungai Pemali Menipis, Petani Bawang Merah di Brebes Aliri Sawah dengan Air Comberan

Sabtu, 10 Agustus 2024 - 13:24 WIB

Brebes.tvOnenews.com - Sudah beberapa pekan terakhir, para petani bawang merah di wilayah perkotaan Brebes, terpaksa menggunakan air limbah rumah tangga atau air comberan untuk bisa menyirami lahan tanaman bawang merah di persawahannya.

Ini karena air dari saluran irigasi yang menjadi andalan untuk menyirami tanaman bawang merah kering kerontang. Padahal petani sangat membutuhkan air untuk menyirami tanaman bawang merah yang sudah memasuki masa tanam berumur 20 sampai 30 hari.

Petani pun harus memutar otak, dengan terpaksa mengambil air dari limbah rumah tangga atau comberan, yang disedot menggunakan pompa air yang disalurkan menggunakan selang plastik yang jaraknya lumayan cukup jauh menuju lahan persawahnnya.

Salah seorang petani bawang merah asal Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan Brebes, Taryono (52) mengatakan, bahwa kemarau menyebabkan lahan persawahan di sejumlah desa dan kelurahan di wilayah perkotaan Brebes, mengalami kekeringan.

Seperti yang dialami petani di Kelurahan Pasarbatang, Kelurahan Limbangan Wetan dan Limbangan Kulon, serta petani di Desa Pagejugan dan Desa Kedunguter.

"Saluran irigasi sekarang tidak ada air untuk mengairi sawah. Tidak ada pilihan lain, kami terpaksa menggunakan air limbah rumah tangga atau comberan," kata Taryono, Sabtu (10/8/2024) siang.

Akibat penggunaan mesin pompa dan selang plastik, para petani ungkap Taryono harus mengeluarkan kocek lebih besar untuk ongkos tanam saat ini.

"Hasilnya pun kurang bagus dan akibat penggunaan air comberan yang keruh dan hitam pekat, daun bawang merah juga banyak digerogoti ulat dan tanaman bawang merah rusak dan kami terancam gagal panen," ungkap Taryono.

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Irigasi dan Air Baku Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (DPSDAPR) Kabupaten Brebes, Agus Riyanto mengungkapkan, saluran irigasi yang kering saat ini di musim kemarau, akibat kondisi debit air yang mengalir lewat Sungai Pemali mengalami penurunan yang sangat signifikan.

Normalnya, debit air yang dialirkan melalui Bendungan Notog mencapai 22 ribu kubik air. Namun, saat ini turun hingga 10 ribu kubik saja, sehingga debit air Sungai Pemali dari Bendungan Notog menipis.

"Akibatnya bagi para petani di Brebes yang sistem pengairannya menggantungkan dari keberadaan air Sungai Pemali berkurang yang tidak sedikit menyebabkan saluran irigasi bisa teraliri air," ungkap Agus.

Untuk mengatasi persoalan yang saat ini dihadapi para petani, DPSDAPR Brebes, telah mengundang perkumpulan petani pemakai air (P3A) guna mencari solusi.

Salah satunya yang dihasilkan yakni debit air dari Bendungan Notog akan dialirkan ke saluran irigasi kanan dan kiri secara bergantian tiap dua hari sekali, sehingga diharapkan para petani yang berada di kawasan irigasi ini dapat secara adil mendapatkan pengairan.

"Kami juga memberikan penyuluham kepada para petani, supaya pada saat kemarau seperti sekarang ini, hendaknya para petani menanam tanaman palawija yang memerlukan air sedikit," ungkapnya. (tho/dan)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:27
01:57
01:34
01:06
02:16
06:07
Viral