Warga Lereng Muria mengikuti tradisi Guyang Cekatak, Jumat (30/8/24).
Sumber :
  • Tim tvOne - Galih Manunggal

Kemarau Panjang, Ratusan Warga Lereng Muria Kudus Gelar Tradisi Guyang Cekatak Meminta Hujan

Jumat, 30 Agustus 2024 - 15:54 WIB

Kudus, tvOnenews.com - Ratusan warga Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menggelar Tradisi Guyang Cekatak, Jumat (30/8/24).  Tradisi tersebut merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan warga untuk meminta hujan kepada Allah SWT saat musim kemarau.

Prosesi acara Guyang Cekathak diawali dari area makam Sunan Muria. Ratusan warga berkumpul di aula komplek Makam Sunan Muria dan menggelar doa bersama.

Usai berdoa, mereka selanjutnya berjalan kaki menuruni anak tangga dari komplek makam Sunan Muria menuju Sendang Rejoso sejauh 500 meter sambil melantunkan sholawat.

Diantara peserta, seorang juru kunci Makam Sunan Muria membawa pelana kuda peninggalan sunan muria yang berusia ratusan tahun untuk dicuci di sendang tersebut, dimana terdapat mata air dari lereng Gunung Muria yang terus mengalir meskipun kemarau panjang melanda.

Sesampainya di lokasi sendang Rejoso, ratusan warga kemudian menggelar tradisi selamatan dengan membersihkan lingkungan sekitar sendang dan kembali berdoa dipimpin oleh tokoh desa setempat bersama di area sendang.

Ketua Dewan pembina Yayasan Masjid dan Makam Sunan Muria, Mastur mengatakan tradisi Guyang Cekatak rutin digelar saat musim kemarau. Guyang Cekatak adalah prosesi mencuci pelana kuda peninggalan Sunan Muria yang masih terjaga hingga kini.

Tradisi Guyang Cekatak sudah dilakukan warga konon sejak ratusan tahun yang lalu yakni mencuci pelana kuda peninggalan Sunan Muria.

"Sejak saya kecil juga sudah ada. Ini tak lain adalah sebagai bentuk penghormatan kepada Raden Umar Said atau Sunan Muria. Selain itu juga sebagai doa keselamatan dan meminta hujan kepada Allah SWT saat kemarau panjang seperti sekarang”, ungkap Mastur, ditemui di lokasi acara, Jumat (30/8/24).  

Saat prosesi digelar, jalur  ziarah ke makam Sunan Muria ditutup sementara. Ratusan warga duduk lesehan bersama di tengah jalan sekitar lokasi sendang dan menyantap hidangan yang disediakan panitia maupun yang dibawa masing-masing.

Acara makan bersama juga sangat dinantikan karena bisa menyantap aneka menu masakan yang menggugah selera. Diantaranya nasi ingkung, gulai daging, ayam bakar, dan masih banyak menu lezat lainnya.

Sementara untuk minumannya disediakan es dawet cendol. Selain warga setempat dan pengurus yayasan makam Sunan Muria, para pelaku usaha di sekitar komplek makam Sunan Muria juga ikut membaur menikmati menu yang ada. Seperti para tukang ojek muria, para pedagang oleh-oleh di komplek wisata ziarah, serta para peziarah dari luar kota yang kebetulan melintas di lokasi.

“Ini ikut acara Guyang Cekatak, ya bentuk rasa syukur makan bersama warga sekitar dan berdoa bersama minta diturunkan hujan karena ini kemarau terus belum turun hujan. Ini makan masakan daging kambing, minumnya dawet, rasanya enak bareng-bareng ramai-ramai seneng juga”, ujar Puji, warga sekitar yang berprofesi sebagai pedagang di komplek Makam dan Masjid Sunan Muria.

Di penghujung acara, para peserta tradisi Guyang Cekatak memercikan air dan sisa dawet beramai-ramai ke arah warga yang datang yang dikenal dengan prosesi udan dawet. Dengan udan dawet diharapkan hujan segera datang di kawasan lereng pegunungan muria. (gml/buz)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral