- tim tvOne - Agus S
18 Tahun Menambang Pasir Sungai Gandul, Ini Kisah Suka dan Duka Yayuk
Boyolali, Jawa Tengah - Yayuk seorang ibu rumah tangga warga desa Jelok, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, sudah belasan tahun menjadi penambang pasir manual di Sungai Gandul.
Perjuangan ibu dua anak ini dalam mencari bulir-bulir pasir bukanlah hal yang mudah. Mengawali aktivitas jam 6 pagi, mereka harus merasakan dinginnya air Sungai. Bajunya basah kuyup dan tetesan keringit terlihat dari tubuh mereka.
Yayuk merupakan satu dari belasan ibu ibu lainnya terpaksa menjadi penambang pasir atau pencari batu, hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Yayuk setiap hari mencari pasir di Sungai Gandul yang berhulu dari puncak Gunung Merapi.
“Saya jadi penambang pasir sudah 18 tahun, dapatnya tidak pasti kadang 4 hari 180 ribu kadang seminggu 170 ribu,” katanya saat ditemuai saat menambang pada Senin (14/3/2022).
Dengan hanya menggunakan alat yang sangat sederhana seperti cangkul, gerobak besi (angkong), dan skop serta saringan pasir. Panas terik matahari tidak menghalangi mereka dalam mencari nafkah.
“Ya carinya disungai lalu dibawa keatas dikumpulkan kalau dah banyak dah ada yang ambil (pembeli),” ucapnya.
Lebih lanjut Yayuk menjelaskan, saat ini pasir atau batu sudah agak berkurang berbeda dengan dulu sangat melimpah dan kuwalitasnya bagus.
“Wah sekarang tidak ada pasir, jadi ya carinya lama ini saja sama suami kalau sendiri lebih lama,’ ujarnya.
Semenetara penambang pasir lainnya Sani (56), mengatakan dirinya sudah menejadi penambang pasir sejak kecil hingga sekarang.
“Dulu bantu bapak ibu yang juga mencari pasir disini, kan anak orang tak punya,” katanya.
Ia menceritakan, terpaksa jadi penambang pasir dan batu untuk biayai anak sekolah dan makan setiap hari, meski pendapatan tidak tentu.
“Ya lumayan bisa buat bayar anak sekolah dan makan,” ujarnya. (Agus S/ito)