- Tim tvOne - Galih Manunggal
Langgar Bubrah di Kudus, Simbol Akulturasi Hindu - Islam
Kudus, Jawa Tengah - Langgar Bubrah, salah satu cagar budaya di Kudus yang konon merupakan simbol akulturasi Hindu dan Islam.
Langgar Bubrah terletak di Desa Demangan, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah atau 300 meter ke arah selatan Menara Kudus. Langgar Bubrah yang bercorak Hindu tersebut memiliki struktur tumpukan batu bata dengan ukiran serta relief unik. Selain itu, di depan langgar bubrah juga terdapat beberapa benda lain, seperti dua batu besar yang disebut Lingga dan Yoni.
Juru pelihara Langgar Bubrah, Fahmi Yusron mengatakan, langgar bubrah dibangun pada abad ke -14 masehi, pada masa Pangeran Poncowati yang merupakan keturunan Majapahit. Langgar Bubrah pada waktu itu digunakan untuk nyawiji atau mendekatkan diri dengan Gusti. Usia langgar bubrah diyakini lebih tua dari bangunan Menara Kudus karena dibangun sebelum masuknya Islam yang disebarkan Sunan Kudus, Jakfar Shodiq pada masa itu.
Dengan cara pendekatan yang damai dan menghormati budaya lokal yang masih kental dengan ajaran Hindu, seperti tidak menyembelih sapi, banyak warga termasuk Pangeran Poncowati yang semula memeluk Hindu memilih berpindah ke agama Islam pada masa itu. Langgar Bubrah pun konon berubah fungsi menjadi tempat pertemuan para wali.
“Arti Langgar Bubrah sendiri yakni, langgar merupakan tempat ibadah, sedangkan bubrah memiliki makna pernah utuh tetapi rusak karena tergerus zaman, sehingga runtuh dan tidak lagi utuh. Disebutkan jika bangunan ini mulai beralih fungsi menjadi tempat beribadah umat Islam melalui pengaruh Sunan Kudus. Langgar Bubrah sebelumnya mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh usia dan faktor alam,” jelas Fahmi Yusron.
Pada tahun 2019 lalu, dilakukan peremajaan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah (BPCB). Status Langgar Bubrah sendiri saat ini telah menjadi benda cagar budaya BPCB Jateng. (Gml/Ard)