- tim tvOne - Agus Saptono
Seluruh Pasar Hewan di Boyolali Ditutup Sementara
Boyolali, Jawa Tengah - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, Jawa Tengah mulai hari ini Jumat (27/5/2022) hingga hari Jumat (10/6/2022), menutup sementara semua pasar hewan. Kebijakan tersebut diambil setelah puluhan ternak Kabupaten Boyolali dinyatakan terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
Pantauan di pasar hewan di Desa Jelok, Kecamatan Cepogo, pasar terlihat sepi dan hanya terlihat beberapa petugas kebersihan yang sedang membersihkan pasar. Selain itu di pintu masuk pasar dipasang spanduk besar yang bertuliskan "Dalam Rangka Penanggulangan Dan Pengendalian Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) Kami Informasikan Bahwa Semua Pasar Hewan di Kabupaten Boyolali Ditutup Tanggal 27 Mei – 10 Juni 2022"
Bupati Boyolali M. Said Hidayat mengatakan, penutupan seluruh pasar hewan yang ada di Kabupaten Boyolali selama dua pekan guna mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).
Ia mengatakan, ada lima pasar hewan yang akan ditutup, yakni Pasar Hewan Jelok, di Kecamatan Cepogo, Pasar Hewan Karanggede, Pasar Hewan Kalioso di Kecamatan Nogosari,Pasar Hewan Simo dan Pasar Hewan Ampel.
"Sementara waktu kita tutup terlebih dahulu sehingga penanganan akan lebih fokus pada titik-titik kandang yang disitu sudah nampak suspek dari PMK ini sendiri, tentunya upaya langkah Inilah yang harus kita ambil,” kata Bupati saat ditemui usai rapat paripurna Jumat (27/5/2022).
Ia menjelaskan, bahwa kebijakan penutupan pasar hewan tersebut berkaitan dengan dilaporkannya 21 hewan ternak yang terjangkit PMK di sejumlah kecamatan. Selama penutupan pasar hewan, Pemkab Boyolali bekerjasama dengan PMI Kabupaten Boyolali akan melakukan penyemprotan disinfektan untuk menekan penyebaran PMK.
Ketua PMI Boyolali Sunarno mengatakan, pihaknya langsung terjun ke lapangan untuk melakukan penyemprotan disinfektan ke semua pasar hewan serta peternak hewan sapi maupun kambing.
“Dengan adanya penyebaran penyakit mulut dan kuku(PMK), kami akan bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Pertanian melakukan penyemprotan,” katanya.
Sunarno meminta kepada para peternak di wilayah Boyolali apabila ternak miliknya terkena gejala suspect dan gejala penyakit mulut dan kuku pada hewan untuk dapat segera melaporkan kejadian tersebut terhadap dokter hewan maupun pihak Dinas Peternakan dan Pertanian.
“Pada intinya para peternak bersabar dan tenang dalam menghadapi PMK tersebut. Dirinya juga ikut prihatin, semoga virus PMK tersebut segera berakhir,” tandasnya.
Sementara, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Boyolali, Lusia Dyah Suciati menjelaskan, sebanyak 15 hewan ternak di Kecamatan Mojosongo, terkonfirmasi terkena PMK serta ada tambahan enam hewan ternak yang mengidap PMK di Kecamatan Ampel, sehingga totalnya ada 21 hewan ternak yang terkena PMK.
“Sampai tanggal 25 Mei kami melakukan tracking jumlah 4.473 hewan dan ada 360 suspek dari hasil tracking itu. Kemudian positif 21, dari yang positif dan suspek itu sembuh 41 sampai tanggal 25 Mei,” terang Lusi.(ags/mg4/chm)