- Tim tvOne - Edi Suryana
Warga Desa Wadas yang Dulu Menolak Lahan Quarry, Kini Bersedia Diukur Lahannya
Purworejo, Jawa Tengah - Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Proyek Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, melakukan pengukuran tanah terdampak quarry di Desa Wadas, Selasa (12/7/2022).
Dalam pengukuran di Desa Wadas tersebut, petugas menerjunkan sebanyak 5 tim diterjunkan untuk melakukan pengukuran 313 bidang tanah yang belum diukur.
Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Purworejo, Andri Kristanto mengatakan, rencana pengukuran selama empat hari. Dimulai hati ini hingga Jumat (15/7/2022) mendatang.
"Sesuai dengan kelanjutan inventarisasi pengadaan tanah Proyek Bendungan Bener yang tahap satunya sudah selesai sebelum Lebaran lalu. Tahap dua dimulai hari ini sampai Jumat, kami melaksanakan inventarisasi dan identifikasi tanah terdampak di Desa Wadas, Kecamatan Bener," kata Andri.
Pengukuran tanah dilakukan untuk mengetahui luas bidang tanah dan penghitungan tanaman yang tumbuh di atasnya. Hari ini, P2T pun tidak meminta pengawalan Polisi karena sesuai kesepakatan dengan warga Wadas, merekalah yang akan mengawal.
Dari informasi yang beredar, ada banyak warga yang dulunya menolak diukur, kini sudah bersedia. Akan tetapi, pihak BPN tidak bersedia menjelaskan berapa bidang tanah warga yang sekarang telah setuju diukur.
Salah satu warga yang awalnya menolak adalah Sodin. Warga RT 04, RW 04 Desa Wadas, Kecamatan Bener tersebut memiliki satu bidang tanah yang akan diukur pada tahap dua ini.
"Dulu saya menolak karena anak saya. Dia tinggal di Dusun Randuparang, di sana banyak yang menolak. Waktu itu kalau saya ikut (setuju diukur) diamuk (dimusuhi)," kata Sodin saat ditemui di lokasi pengukuran lahan.
Kini ia dan banyak warga lainnya yang dulu menolak quarry telah merelakan tanahnya untuk proyek bendungan tertinggi di Indonesia itu.
Tanah Sodin sendiri tidak terdampak quarry, tetapi akan digunakan sebagai jalan guna mengangkut batuan andesit ke lokasi proyek bendungan di Desa Guntur, Kecamatan Bener.
"Sekarang saya sudah tidak takut, sudah boleh diukur (tanahnya). Sekarang sudah hampir semua (yang punya tanah) setuju," tambah Sodin.
Sodin berencana, jika kelak tanahnya dibayar, uangnya akan dibelikan tanah agar bisa tetap bertani.
Sementara itu, Slamet, warga wadas yang juga merupakan korlap tim pengukuran mengatakan, pihaknya mendampingi tim pengukur untuk menunjukkan bidang-bidang termasuk batas-batas lahan milik warga yang sudah setuju.
"Ada dua kelompok mungkin besok pengukuran lagi kelompok sebelah. Ada dua kali pengukuran. Sejauh ini nyampai sekarang aman. Hari ini 105 bidang, Besok kelompok sebelahnya. Yang tadinya belum setuju terus sekarang setuju.”jelasnya. (Esa/Buz)