- Tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno
Gempa Korupsi di Kabupaten Pemalang, Bersama Bupati Dikabarkan Dua Puluh Orang Lainnya Ikut Terjaring KPK
Semarang, Jawa Tengah - Belum ada sebulan, dua kasus korupsi mengguncang Kabupaten Pemalang. Tak tanggung-tanggung, dua kasus tersebut menyeret dua pucuk pimpinan di Kabupaten tersebut. Yaitu Sekda Mohammad Arifin yang kemudian mundur dari jabatannya, dan terbaru Bupati Mukti Agung Wibowo yang dikabarkan terkena OTT KPK di sekitar Gedung DPR-RI pada Kamis (11/8) sore.
Padahal, sehari sebelumnya Bupati Pemalang tersebut melantik pengganti Sekda di Pendopo Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Mantan Sekda Pemalang Mohammad Arifin diciduk oleh petugas Ditreskrimsus Polda Jateng atas kasus korupsi yang dilakukan saat ia menjabat sebagai Kepala Dinas PU.
Modus yang dilakukan adalah meminta agar dana proyek pembangunan jalan paket 1 dan paket 2 di Kabupaten Pemalang, dicairkan seratus persen, meskipun pada kenyataannya proyek baru berjalan 73 persen. Selain itu ia juga menyerahkan uang 500 juta rupiah hasil dari pekerjaan proyek tersebut kepada perusahaan yang justru sebelumnya kalah lelang.
Sedangkan Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo hingga kini belum diketahui secara pasti atas kasus apa sehingga ia dikabarkan diciduk KPK.
Kabarnya, Bupati Pemalang tidak sendirian yang ditangkap KPK. Ada sekitar dua puluhan orang lainnya yang juga diamankan baik di Jakarta maupun di Pemalang.
Seperti diberitakan, komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan OTT terhadap Bupati Pemalang pada Kamis (11/8) sore.
Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo terjerat OTT di Gedung DPR, Jakarta. Selain dia, KPK juga mengamankan puluhan orang lain. KPK belum mengumumkan secara resmi status hukum para pihak yang diamankan dalam OTT tersebut.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sangat menyayangkan kejadian ini. Bagaimana tidak, Kabupaten Pemalang, kata Ganjar, saat ini sedang dalam pendampingan Pemprov Jateng, dalam rangka penunjukan Sekretaris Daerah baru, karena sekda yang sebelumnya (MA) mengundurkan diri setelah terlibat kasus korupsi dan ditetapkan tersangka oleh kepolisian.
"Kami kemarin lagi mendampingi di sana dari problem yang dihadapi sekdanya, maka kemudian kami coba intens. Ya saya tidak tahu kalau kemudian akan terjadi hal ini," kata Ganjar.
Ia sangat menyayangkan kejadian OTT tersebut. Padahal ia sudah berulangkali memperingatkan kepada kepala daerah agar tidak terlibat pada tindak kejahatan korupsi.
"Saya sudah mengingatkan berkali-kali kepada kawan-kawan, saya selalu komunikasi dalam upaya memperingatkan para kepala daerah untuk tidak terlibat korupsi. Dan tentu saja saya akan menunggu perkembangan yang ada," tegas Ganjar di Semarang, Kamis (11/8) malam. (Tjs/Buz)