Ibu-ibu menghalangi eksekusi lahan di Semarang, Rabu (2/11/2022)..
Sumber :
  • Tim tvOne - Didiet Cordiaz

Dihadang Seorang Ibu, Eksekusi Tanah di Ngebruk Mangkang Wetan Semarang Berlangsung Ricuh

Rabu, 2 November 2022 - 17:04 WIB

Semarang, Jawa Tengah - Kericuhan mewarnai proses eksekusi tanah di wilayah Ngebruk, Kelurahan Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jateng, Rabu (2/11/2022).  Tanah tersebut digunakan untuk pembangunan jembatan dan penanganan banjir.

Awalnya petugas Satpol PP Kota Semarang datang dengan tenang pada pukul 08.30 wib. Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto langsung memimpin proses eksekusi yang dilakukan PT Adhi Karya selaku pelaksana proyek jembatan.

Tiba-tiba ada seorang anggota ormas menemui Fajar dan bersikeras tak ingin tanah itu dieksekusi.

Tak selang lama eskavator milik PT Adhi Karya langsung merobohkan patok pembatas. Tiba-tiba datang seorang wanita sambil marah menyatakan tak ingin tanah itu dieksekusi.

Wanita itu marah sambil duduk di pucuk eskavator. Petugas Satpol PP langsung mendatangi wanita itu dan meminta untuk minggir dari lokasi eksekusi. 

Berhasil menepikan wanita itu, muncul lagi anggota ormas yang marah marah. Petugas pun menyudahi proses eksekusi pada pukul 10.00 wib agar situasi terkendali

Fajar Purwoto mengatakan warga yang menolak itu diketahui bernama Wahyu. Ia mengaku beberapa hari sebelumnya telah meminta Wahyu agar menggugat ke pengadilan untuk menghindari keributan. Namun Wahyu enggan melakukannya.

"Ini kan tanahnya untuk pembangunan jembatan penghubung antar desa. Lalu kita nggak jadi bangun ya karena ada yang komplain ini. Sebenarnya sebagian besar warga setuju ada jembatan. Kalau nanti warga protes jembatan nggak ada ya silahkan protes ke dia," kata Fajar

Ia menuturkan tanah warga disana telah diambil alih oleh negara melalui proses konsinyasi. Oleh karena itu Satpol PP mengeksekusi tanah dan mengamankan proyek pemerintah.

Keputusan menyelesaikan eksekusi ini kata dia, pihaknya tak ingin bersinggungan dengan warga. Sebab bagaimanapun juga Wahyu merupakan warga Kota Semarang.

Ditanya mengenai adanya anggota ormas yang menghadang, ia mengaku tak tahu darimana datangnya apakah dari Kendal atau Semarang.

"Sudah saya sampaikan silahkan gugatan. Jangan bicara ukur ulang terus. Saya sampaikan mohon maaf kepada warga sini, apabila nanti kebanjiran lagi ya itu karena ada ulah warga yang menolak," ungkapnya

Seorang warga penolak proyek, Bu Wahyu mengatakan dirinya meminta ulang proses pengukuran tanah terdampak proyek.

"Pak Presiden, pak Gubernur tolong kami.  Saya punya sertifikat. Siap dibuktikan," kata Wahyu sambil menangis histeris

Seorang tokoh sesepuh wilayah Ngebruk, yang enggan disebut namanya mengatakan dirinya mendukung penuh adanya Jembatan. Sebab proyek ini juga untuk menanggulangi banjir.

"saya dan banyak warga mendukung proyek agar tak ada banjir," kata dia. (Dcz/Buz)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral