- Tim tvOne - Abdul Rohim
Sekolahan Disegel Akibat Sengketa Lahan, Ratusan Siswa SD di Pati Terpaksa Belajar Daring
Pati, Jawa Tengah - Sengketa kepemilikan lahan yang diatasnya berdiri Kantor Desa Dukuhseti dan gedung SD Negeri 2 Dukuhseti, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, belum ada jalan keluar.
Sejak hari Minggu (6/11/22) kemarin, dua fasilitas umum di Kabupaten Pati tersebut disegel oleh keluarga dan kuasa hukum Sunari, pemilik Sertifikat Hak Milik (SHM) tanah.
Akibat penyegelan gedung SD Negeri 2 Dukuhseti tersebut, ratusan siswa terpaksa harus mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) melalui daring mulai Senin (7/11/2022).
"Paska disegelnya gedung sekolah, mulai kemarin kami berlakukan kegiatan belajar mengajar dalam jaringan atau daring. Namun, karena beberapa siswa rumahnya berdekatan, kami kumpulkan mereka untuk belajar bareng di salah satu rumah warga," kata kepala SD Negeri 2 Dukuhseti, Endah Krismiati, Selasa (8/11/2022).
"Untuk siswa kelas 1 hingga kelas 3 mulai kemarin mengikuti kegiatan belajar melalui daring. Sementara untuk kelas 4 hingga kelas 6 kami gabung mengikuti kegiatan belajar di SDN Dukuhseti 01 karena sekolahan itu yang paling dekat," lanjut dia.
Siswa SD Negeri 2 Dukuhseti berjumlah sebanyak 181 siswa. Jumlah tersebut merupakan jumlah siswa SD terbanyak di Kecamatan Dukuhseti.
Namun, sayangnya karena gedung sekolahannya di segel karena kasus sengketa tanah, mereka kini terpaksa harus sekolah secara daring dan gabung ke SD Negeri 1 Dukuhseti.
"Di SDN Dukuhseti 2 total ada 181 siswa, dan ini merupakan jumlah terbesar siswa yang ada di Kecamatan Dukuhseti," jelasnya.
"Sebenarnya para siswa tidak setuju dengan adanya pembelajaran daring ataupun dititipkan ke sekolah lain. Mereka meminta kepada sekolahan pembelajaran di rumah warga atau di rumah guru,’’ imbuhnya.
Endah mengaku tidak tahu sampai kapan sistem belajar seperti ini akan diberlakukan. Endah berharap, permasalahan penyegelan sekolah bisa cepat selesai.
"Jangan sampai anak-anak yang menjadi korban. Sehingga tidak efektif dalam menerima pelajaran. Semoga pemerintah segera memperhatikan dan mencarikan solusi terhadap anak didik kami," harapnya. (Arm/Buz)