- Tim tvOne - Abdul Rohim
Ventilasi Udara Bio Antibakteri Daun Sirih Buatan Siswa SMPN 3 Pati Juara di Kompetisi Sains Internasional
Pati, Jawa Tengah - Siswa SMP Negeri 3 Pati, Jawa Tengah, melakukan penelitian mesin ventilasi udara mekanik dengan bio antibakteri dari daun sirih. Temuan yang bisa membantu membersihkan udara kotor serta anti bakteri ini berhasil menyabet medali emas pada ajang International Science and Invention Fair (ISIF) 2022 di Bali akhir pekan lalu.
Lima siswa SMP Negeri 3 Pati, Jawa Tengah, kembali menunjukkan prestasinya di bidang sains. Ventilator udara dengan anti bakteri dari daun sirih buatan siswa SMP Negeri 3 Pati ini berhasil meraih penghargaan spesial award dan medali emas dalam ajang International Science and Invention Fair (ISIF) yang digelar di Bali, pada Jumat (4/11/2022).
Kelima siswa SMP Negeri 3 Pati, masing-masing Syabilla Lovely Malaksa, Agia Keisha Naifazahra, Keysha Aurell Anindikazzahra, I Wayan Wiyasa Helza Zaneta dan Devicha Twicy Putri Alea ini mendapatkan medali emas di bidang physic, energy and engineering setelah berhasil menyisihkan 614 tim dari 32 negara. Tidak hanya itu, kelima siswa tersebut juga mendapatkan special award dari Doza Srekja Macedonia.
Salah satu tim project sains SMP Negeri 3 Pati, Keysha Aurell Anindikazzahra mengatakan, mesin ventilasi udara yang mereka buat menjadi semakin lengkap dengan bio antibakteri dari daun sirih. Sehingga tak hanya membuat mesin ventilasi udara mekanik saja, namun untuk anti bakterinya juga berasal dari bahan alami.
Jadi mesin ventilasi udara ini sangat aman bagi kesehatan karena semua bahannya alami tidak ada bahan kimia. Untuk cara kerjanya, udara kotor di lingkungan akan disedot masuk ke mesin untuk kemudian di filterisasi.
"Ini adalah mesin ventilasi udara mekanik dengan bio antibakteri dari daun sirih dan dibantu oleh mist maker untuk menjadi uap. Kemudian udara masuk ke dalam exausment untuk dikeluarkan dan udara yang keluar sudah bersih, sehat dan mengandung bio antibakteri," kata Keysha Aurell Anindikazzahra, Kamis (10/11/2022).
Alat yang mereka buat memiliki dua filter, selanjutnya udara akan dialirkan masuk ruang bio antibakteri dari air daun sirih yang telah diuapkan. Barulah kemudian dialirkan keluar kembali. Udara yang keluar tentu akan terjamin bersih, sehat dan tentu mengandung bio antibakteri.
“Cara pembuatannya daun sirih hijau dilakukan proses maserasi. Di dalam proses maserasi dilakukan pengeringan, pencucian, penghalusan menjadi serbuk, perendaman dan penyaringan. Dan hasil dari penyaringan inilah yang kami gunakan sebagai bio antibakteri,” jelas dia.
Penggunaan bio antibakteri dari daun sirih, kata Keysha selain mengandung bio antibakteri yang cukup baik, juga karena banyak ditemukan di Pati dan harganya cukup murah.
“Kami pilih daun sirih hijau karena banyak ditemukan dan murah di pati. Dan tentunya mengandung bio antibakteri dari peripenol dan beberapa senyawa dari minyak atsiri dan sineol,” ujarnya.
Untuk melakukan penelitian ini, kelima siswa membutuhkan waktu sekitar 8 bulan agar mesin bisa menjadi sempurna jika dipakai.
Guru pembimbing sains SMP Negeri 3 Pati, Muhamad Rauf mengatakan, hasil temuan siswanya memiliki potensi yang cukup besar. Mesin ventilasi udara mekanik itu juga telah diuji di Institut Sains dan Tekhnologi Akprind Yogyakarta.
“Hasilnya, alat ini dinilai layak dan memenuhi standar uji, baik dari standar kimia udara maupun indeks biologi udara,” ungkapnya.
Rauf menambahkan, alat itu cocok untuk menjaga kesehatan sekaligus kebutuhan terapi. Sebab, udara yang keluar mengandung antibakteri sehingga sangat bermanfaat untuk tubuh.
“Kelebihan di bidang kesehatan itulah yang kemudian membawa penelitian itu mendapatkan medali emas sekaligus special award dalam ajang bergengsi ISIF. Yang membuat kami bangga juri kompetisi ini berasal dari luar negeri, yakni dari Rumania dan Malaysia,” pungkasnya.
Sementara itu, kepala sekolah SMP Negeri 3 Pati, Rukayah, mengatakan akan mendukung penuh dalam upaya pengembangan kedepan dan keberlanjutan dari penelitian tersebut.
“Pihak sekolah akan memberikan fasilitas kemana nanti pengembangannya, misalnya kalau ada kerjasama dengan pabrik atau lembaga yang lain saya pribadi selaku kepala sekolah siyap untuk memfasilitasi,” kata Rukayah.
“Pokoknya kami ingin selalu mendorong anak anak tidak hanya berhenti sampai disini. Harus bisa dikembangkan dan bermanfaat bagi banyak orang,” lanjutnya. (Arm/Buz)