- tim tvone - umar sanusi
Tewas Tertimpa Longsor, Disporabudpar Kabupaten Nganjuk Perketat Larangan Mandi di Sedudo
Nganjuk, Jawa Timur - Menyusul bencana tanah longsor di area obyek wisata air terjun Sedudo, Nganjuk, yang menelan korban jiwa, Disporabudpar Nganjuk akan memperketat larangan mandi di titik air terjun. Pengunjung hanya boleh berada di luar pagar. Hingga Kamis (16/2) obyek wisata tersebut masih ditutup.
Kamis pagi suasana di area obyek wisata Sedudo, Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Nganjuk, masih sepi. Sebab kepolisian setempat belum mengizinkan obyek wisata yang biasanya selalu ramai dipadati pengunjung tersebut dibuka untuk umum kembali.
Garis polisi masih terpasang pada area air terjun yang sebelumnya memang telah dipagar. Tidak seorangpun berada di lokasi. Sebab sejak di pintu gerbang utama, tidak diizinkan seorangpun memasuki obyek wisata air terjun tertinggi di Jawa Timur tersebut. Akibatnya sejumlah toko dan warung kebutuhan wisatawan juga tutup. Pemilik warung dan toko seluruhnya kini berada di luar area obyek wisata.
Penutupan ini menyusul terjadinya longsor pada saat rombongan wisatawan dari Sumenep, Madura, tengah mandi tepat di titik air terjun pada Selasa sore lalu dan tertimpa material longsor dari atas bukit. Akibatnya seorang wisatawan tewas di lokasi. Korban adalah Agus Setiawan (49), warga Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura.
"Untuk lokasi sudah kita imbau kepada Dinas Pariwisata untuk ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan," terang AKP Bambang Dwi Kapolsek Sawahan.
Sementara sebagai bagian dari wujud belasungkawa Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Kepala Disporabudpar mendoakan almarhum semoga Husnul Khotimah, semua amal baiknya diterima dan kesalahannya diampuni Allah.
Selain itu setelah kejadian tersebut Disporabudpar Nganjuk juga telah mulai menguruskan asuransi jiwa untuk korban.
"Disana ada tiket, untuk tiket masuknya dan ada untuk asuransinya. Saya sudah menghubungi keluarga agar segera memenuhi persyaratannya. Nilai klaim asuransinya untuk kematian sebesar 30 juta rupiah, tapi ini masih proses," terang Sri Hindariningsih, Kadisporabudpar Nganjuk.
Sri Hindariningsih menambahkan, peristiwa menyedihkan tersebut kini menjadi bagan evaluasi seluruh sistem pengamanan di obyek wisata Sedudo.
"Apapun itu menjadi evaluasi kami. Agar tidak terulang kembali, kami upayakan dengan SOP yang benar. SOP nya dilarang mandi dan sudah ada pagar disana," tegas Sri Hindariningsih.
Mengenai penutupan yang diminta kepolisian, Disporabudpar memahami karena saat ini masih ada police line yang mungkin ada barang bukti di lokasi.
"Untuk disana tetap akan dibuka, tapi saat ini sedang dilakukan pembersihan-pembersihan dulu. Karena ada barang bukti yang tidak bisa dihilangkan," tambah Sri.
"Kita sama-sama berhati-hati, dan saya wanti-wanti kepada petugas kalau cuaca tidak memungkinkan meskipun masih jam 10 pagi biasanya ramai-ramainya disana, kami berpesan untuk pengunjung tidak boleh masuk," tandas Sri Hindariningsih. (usi/hen)