- tvOne - agus wibowo
Bahaya, 50 Persen Penderita Leptospirosis di Pacitan Tak Tertolong
Pacitan, tvOnenews.com - Leptospirosis merupakan penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia maupun hewan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri leptospira dengan reservoir utama adalah rodent. Penyebaran lainnya bisa melalui hewan peliharaan seperti babi, lembu, kambing, kucing, anjing, kelompok unggas dan beberapa hewan liar.
Gejala atau tanda-tanda penyakit ini yaitu seseorang akan mengalami demam dengan menggigil, sakit kepala berat, nyeri perut, mual, muntah, hilang nafsu makan (anoreksia), warna kuning pada putih mata (jaundice) hingga nyeri pada otot terutama di daerah betis yang membuat sulit berjalan. Nyeri dapat pula terjadi di punggung dan paha.
Bila tidak diobati, penyakit berlanjut dengan gejala pembesaran hati (hepatomegali), limpa (limfadenopati dan splenomegali), gangguan ginjal sampai gagal ginjal, radang selaput otak dan sumsum tulang belakang (meningitis), gangguan pernafasan (respiratory distress), bahkan kematian.
Leptospirosis yang disebabkan oleh Spirochete bacteria dalam genus leptospira mempunyai angka kematian cukup tinggi yaitu 40-50 persen pada penderitanya.
Gejala akan muncul biasanya 5-14 hari pasca terpapar, dengan gejala 90% demam yang tidak khas sedangkan 10% dari kasus akan menjadi progresif, perburukan kondisi menjadi gagal berbagai fungsi organ hingga kematian.
dr Netty Nurnaningtyas Sp Em, dokter Specialist Emergency Rumah Sakit dr Darsono Pacitan ini menjelaskan gejala berat yang sering terjadi ketika pasien datang adalah jaundice (kuning seluruh tubuh), gagal ginjal, perdarahan, infeksi otak, gagal jantung dan paru.
"Apabila pasien yang datang (berobat) dalam kondisi berat, tingkat kematian mencapai 5-15%, bahkan 50% apabila sudah terjadi perdarahan paru," katanya.
"Rata-rata pasien dating, dirujuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit dr Darsono Pacitan sudah dalam kondisi berat, atau sudah mengalami sakit lebih dari 7 hari, dengan riwayat pengobatan tidak adekuat," jelasnya.
dr Netty menambahkan, pasien kondisi berat biasanya perlu dilakukan cuci darah, alat bantu nafas bahkan dirawat di ruangan intensif (ICU) untuk penanganan lanjutan.
"Oleh karena mengingat tingkat progresivitas penyakit leptopirosis ini, penemuan kasus di awal gejala & pengobatan sedini mungkin akan mengurangi terjadinya beratnya penyakit serta lamanya terjangkit," imbuhnya.
Leptospirosis yang merebak di Pacitan merupakan varian bakteri ganas tingkat mortalitas tinggi. Segera ke pelayanan kesehatan jika mengalami keluhan, agar mendapatkan pengobatan dan perawatan medis secara intensif. (asw/gol)