- Tim tvone - zainal ashari
Renyahnya Nasi Bebek Tower Asemrowo Kuliner Khas Surabaya, Saat Ramadhan Tiba Antrianya Hingga 1 Kilometer
Surabaya, tvOnenews.com - Jika anda berada di Kota Surabaya maka tidak lengkap rasanya jika tidak mencicipi kuliner khas Surabaya, nasi bebek 'Tower Asemrowo'. Saat bulan ramadhan tiba antrian pembeli hingga mencapai 1 kilometer.
Nasi bebek hitam tower asemrowo begitu digemari. Bebek dengan bumbu rica-rica siap menggoyang lidah para pecintanya, terutama saat bulan ramadhan tiba menjadi buruan warga untuk disantap jadi hidangan buka puasa.
Nasi Bebek yang selalu ramai saat bulan ramdhan ini, memberikan sensasi berbeda. Warung bebek ini bisa ditemukan di Jalan Asemrowo Surabaya.
Nasi Bebek yang disajikan kriuk dengan bumbu hitam dilengkapi taburan serundeng yang teksturnya lembut, pas dimakan baik saat udara panas maupun hujan, memberikan sensasi gurih dan renyah. Tentu lengkap dengan lalap dan kemangi, serta timun.
Nah, untuk bebeknya potongan bagian dada dan paha ukurannya sama karena dipilih dari bebek muda dan dipotong sepertiga bagian.
Enak, gurih dan renyah, jangan khawatir karena mengorengnya tidak menggunakan minyak goreng melainkan dari lemak bebek tersebut, sehingga gurihnya meresap hingga tulang .
Gladys, salah satu pengemar kuliner dan influencer kecantikan di Surabaya mengaku gemar dengan bebek tower, bahkan hampir setiap minggu dirinya makan di tempat ataupun dibungkus, Sabtu (03/3).
“Wuenak banget dagingnya krenyes empuk kriuk, untuk dada sepertinya ukurannya kecil sih, ada teman pilih yang paha malah lebih agak besar yang paling penting bumbu hitamnya meresap hinga tulang," katanya.
Disini Bebek disajikan dengan bumbu hitam dengan sambel bawang yang gurih namun juga bisa request sambel mangga muda atau disebut sambel pencit.
“Sambalnya nampol abis, nggak terlalu ingat jenis sambalnya tapi pokoknya ada 3 macam. Rasa pedasnya pas ga terlalu bikin membakar lidah tapi tetap bikin nagih,” ujarnya.
Nasi bebek tower di konsep langsung oleh Umik Sahar dan telah beroperasi sejak tahun 1980. Saat ini bebek ini telah diteruskan oleh anak anak dan cucunya.
“Dari dulu kita penyajiannya begini ukuranya kecil itu karena kita pilih bebek yang masih muda dan goreng ya langsung dengan lemaknya, sehingga krispi," kata Ayu Lta, cucu Umik Sahar.
Untuk minumnya bisa pesan teh hangat atas es kelapa dengan gula merah atau leboh dikenal es kobuk khas madura, yang enak manis juga dan daging kelapanya cukup banyak.
“Satu porsi kita jual 23000 kalau tambah minum ya jadi 27 ribu lah, pelanggan disini rata-rata sangat fanatik bahkan saya sering kirim untuk dibawa ke Jakarta hingga Kalimantan," tambahnya.
Memasuki bulan Ramadhan, nanti biasanya warung akan buka saat siang hingga waktu berbuka. Antrianya bisa mengular hingga keluar warung.
“Kalau pas Ramadhan biasanya yang beli makin banyak kami bisa habis 200 potong bebek jika bulan puasa," pungkasnya. (zaz/hen)