- tvOne - sandi irwanto
Balita Tewas Setelah Minum Ramuan Cina, Ini Penjelasan Pengamat dan Praktisi Pembuat Ramuan Tradisional
Surabaya, tvOnenews.com - Kasus kematian balita sebuah kamar hotel Djagalan Raya Jl Jagalan no 64, Surabaya, yang diduga habis minum obat-obatan cina karena sakit batuk, membuat sejumlah kalangan prihatin. Termasuk pengamat dan praktisi obat-obatan herbal yang juga merasa prihatin dengan kasus kematian balita tersebut.
Keprihatinan terhadap kasus kematian balita ini juga disampaikan pengamat dan praktisi obat-obatan herbal, Ki Agung Purwantara. Lelaki asal Nganjuk, Jawa Timur, yang sudah lama meramu obat-obatan berbahan herbal ini menyebutkan, banyak obat herbal baik di Cina maupun yang berasal dari dalam negeri sendiri.
“Herbal itu ada yang kelasnya jamu. Bahan yang sudah lama dipakai oleh masyarakat dari generasi ke generasi, baik di Cina maupun di Jawa atau di daerah nusantara lainnya. Contoh, anak cacingan dicekoki perasan temu ireng. Atau sakit panas diberi perasan kunir, madu dan air kapur sedikit. Itu sudah lazim,” ungkap Ki Agung Purwantoro.
“Bila radang tenggorokan diberi minum air rebusan daun pecut kuda. Nah, itu jamu yang lazim dipakai. Dipercaya turun temurun,” imbuh bapak tiga anak ini.
Kalau untuk kombinasi berat, kata Ki Agung, ramuan untuk penyakit berat, harus dilakukan oleh yang berpengalaman.
“Yang mungkin sudah tersertifikasi atau pengalaman bertahun-tahun sebagai tabib, sehingga sudah paham betul bagaimana menangani penyakit yang diderita pasien, sehingga bukan orang sembarangan yang mengobati atau memberi resep ramuannya,” ujarnya.
Menurut Ki Agung Purwantara, selama jamu dan obat herbal alternatif itu atas saran tabib atau pengobat tradisional kemungkinan masih aman. Tetapi jika menggunakan sendiri atau membuat sendiri secara tiba-tiba itu yang berbahaya.
“Kalau obat luar tidak terlalu berbahaya untuk nyawa. Tetapi kalau untuk minum beresiko keracunan atau kehilangan nyawa. Karena pembuat tidak tahu takaran,” ucap lelaki, yang juga hobby mengoleksi benda benda pusaka ini.
“Sama juga jika tiba-tiba datang ke toko obat beli obat untuk batuk. Kalau ada apotekernya atau tabibnya kan bisa kira-kira. Kalau tidak ada, bisa membahayakan pengguna obat herbal alternatif itu,” tukasnya.
Jadi, imbuh Ki Agung, lebih baik pasien langsung ke ahlinya. Atau membuat jamu dan ramuan tradisional yang sudah lazim.
“Meskipun efek penyembuhan dari jamu mungkin lambat, tetapi aman dalam batas waktu tertentu yang agak panjang,” katanya.
“Semua ada aturannya. Jadi lebih baik langsung ke ahlinya. Baik medis modern maupun tradisional,” tandasnya.
Seperti diberitakan, seorang balita berusia satu tahun meninggal di sebuah Kamar Hotel Djagalan Raya, di Jalan Jagalan 64, Surabaya Sabtu (4/3). Balita malang tersebut diduga meninggal lantaran tersedak obat tradisional China. (msi/gol)