- tim tvone - wawan sugiarto
Fenomena Tanah Bergoyang, Warga Lumajang Mulai Berdatangan ke Lokasi
Lumajang, tvOnenews.com – Menyusul viralnya sebuah video yang menampakkan sebuah fenomena tanah bergoyang di tepi aliran Sungai Regoyo, Desa Gonduruso, Lumajang, mengundang rasa penasaran warga terutama warganet, yang terus berdatangan ke lokasi.
“Video ini kan viral sejak Minggu sore, Senin sudah banyak yang datang ke lokasi untuk melihat dari dekat meskipun lokasinya juga cukup jauh dan agak sulit dijangkau,” kata Rohman, perekam awal video viral tersebut, Selasa (14/3)
Menurut Rohman, video yang direkamnya tanpa sengaja tersebut semakin viral dan bikin penasaran, karena banyak media yang ikut memberitakan, baik secara online maupun tertulis.
“Banyak media yang memberitakan, jadi semakin viral dan ramai diperbincangkan,” imbuhnya.
Sementara itu, menindaklanjuti viralnya video tersebut, sejumlah perangkat Desa Bades dan Babinsa Bades akhirnya mendatangi lokasi, juga untuk melihat dari dekat fenomena tanah bergoyang yang menghebohkan jagat maya tersebut.
“Informasi awal dalam video kan disebutkan kalau masuk wilayah Desa Bades, maka saya selaku perangkat desa ingin memastikan saja bersama Pak Babinsa,” tutur perangkat Desa Bades, Sutasmir.
Dengan berjalan kaki menyusuri pematang sawah dan tepian Sungai Regoyo, akhirnya Sutasmir tiba di lokasi. Selanjutnya, Sutasmir yang juga penasaran akhirnya mencoba menginjakan kakinya bersama Babinsa dan mendapati bagian tanah lainya juga ikut bergoyang.
“Seperti yang di video viral itu, saat injak atau jika ada benda yang lewat disitu atau ada getaran, bagian tanah di sebelahnya memang ikut bergoyang, kelihatan gembur sekali tapi tidak keluar air atau benda lainnya,” jelasnya.
Menurut Sutasmir, kedalaman tanah bergoyang ini kurang lebih 2 meter dan seluas 3 meter persegi, yang diduga kuat merupakan endapan lumpur yang kena uruk pasir, sehingga sangat berbahaya jika dilintasi kendaraan tambang, karena bisa ambles.
“Penyebanya mungkin dulu lokasi ini bekas lumpur kena uruk pasir. Jadi bagian atasnya kering yang bawah basah, sehingga sangat berbahaya jika dilintasi armada tambang. Dalamnya kurang lebih 2 meter dengan luas sekitar 3 meter persegi,” tuturnya.
Untuk menghindari jatuhnya korban akibat terjebak tanah yang rawan ambles ini, akhirnya di sekitar lokasi tanah yang bergoyang tersebut ditancapkan batang dan ranting kayu sebagai pembatas.
“Untuk sementara kita kasih pembatas batang kayu, biar yang mau lewat tahu kalau lokasinya rawan ambles. Tapi mudah-mudahan ada pihak terkait yang segera turun tangan untuk memastikan fenomena yang agak aneh ini, agar bisa segera dicarikan solusi supaya tidak membahayakan warga maupun kendaraan tambang yang melintas,” pungkasnya. (wso/hen)