- tvOne - wawan sugiarto
Bukan Likuifaksi, Ternyata Ini Penyebab Terjadinya Fenomena Tanah Bergoyang yang Viral di Lumajang
Lumajang, tvOnenews.com - Keberadaan tanah bergoyang di sekitar aliran Sungai Regoyo di Dusun Liwek, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Lumajang, yang viral dan menghebohkan jagat maya dalam 3 hari terakhir ini, terus ditindaklanjuti Forkompimca Pasirian, Rabu (15/3).
Setelah sebelumnya sempat dipasang garis polisi yang difungsikan sebagai garis pembatas agar tidak dilewati warga atau kendaraan, Kapolsek dan Danramil setempat langsung mendatangkan alat berat.
"Setelah kita koordinasikan, akhirnya kita putuskan untuk mengeruk endapan tanah yang bergoyang. Sebab, dari hasil analisa kita bersama di lokasi, kita simpulkan bahwa lokasi tanah bergoyang ini memang bekas kubangan kerbau. Itu sesuai informasi dari warga dan pemilik kerbau," ujar Kapolsek Pasirian Akp Agus Sugiharto, Rabu (15/3).
Dengan menggunakan wheel loader, endapan tanah dengan diameter 5 meter tersebut langsung dikeruk dengan kedalaman 1 meter.
"Ternyata benar, ada kandungan air dan lumpur bercampur kotoran kerbau dalam endapan tanah ini. Makanya tanahnya cukup gembira," jelas Agus
Usai dikeruk dan dipastikan tidak ada bagian tanah lainnya yang bergoyang, selanjutnya bekas galian tanah langsung diuruk pasir dan batu biar tanah kembali padat
"Usai di keruk, galian langsung kita timbun pakai pasir dan batu biar padat dan tidak bergoyang lagi. Sekali lagi, ini bukan fenomena likuifaksi seperti yang dikhawatirkan selama ini, namun lokasi ini bekas kubangan kerbau yang mengalami sedimentasi akibat terus menerus tertimbun pasir dan lumpur yang ikut hanyut terbawa banjir lahar Semeru," pungkasnya.
Sebelumnya, dalam 3 hari terakhir viral sebuah video penemuan lahan tanah bergoyang di tepi aliran Sungai Regoyo.
Akibat viralnya video tersebut, sejumlah warga terus berdatangan ke lokasi dengan berbagai asumsi diantaranya fenomena tanah bergoyang tersebut adalah akibat terjadinya likuifaksi, yakni fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh atau agak jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tekanan, seperti gempa bumi atau perubahan ketegangan lain secara mendadak, sehingga tanah yang padat bertingkah sebagai cairan. (wso/gol)