- tvOne - wawan sugiarto
Terus Naik, Konsumen Keluhkan Harga Telur Ayam di Lumajang Tembus Rp31000 Per Kilogram
Lumajang, tvOnenews.com - Seperti yang diperkirakan sebelumnya, harga telur ayam di Kabupaten Lumajang terbukti kembali naik dua ribu rupiah per kilogram. Hal itu disampaikan Inayah, salah satu agen penjualan telur di Pasar Seruji Kelurahan Ditotrunan Lumajang, saat ditemui di lapaknya, Kamis (16/3).
"Sejak dua hari ini harga eceran naik terus. Setiap hari naik seribu rupiah. Jadi per hari ini harga eceran sudah mencapai Rp31000 ribu per kilogramnya," kata Inayah.
Menurut Inayah, kenaikan harga telur ayam ini banyak dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya tingginya permintaan pasar menjelang bulan Ramadhan.
"Pemicunya sih banyak, selain banyaknya permintaan pasar untuk kebutuhan Ramadhan, permintaan lainnya juga berasal dari program keluarga harapan (PKH) dimana pada minggu-minggu ini mulai ada pencairan bantuan tunai non pangan, salah satunya dalam bentuk telur," imbuhnya.
Namun tingginya permintaan pasar tersebut, tidak diimbangi dengan jumlah pasokan dari distributor telur yang justru malah menaikkan harga kulaknya.
"Naiknya memang dari distributor, alasannya produksi telur mulai berkurang sehingga kami selaku agen juga harus menyesuaikan harga jualnya, meskipun banyak diprotes para pembeli," jelasnya.
Dua minggu sebelumnya, harga eceran telur ayam dipasaran hanya Rp25000 per kilogram namun terus mengalami kenaikan hingga saat ini sudah menembus harga Rp31000 per kilogram.
"Untuk harga saya pastikan akan terus naik hingga memasuki bulan Ramadhan dan mendekati lebaran, perkiraan bisa tembus harga Rp33000 per kilogramnya," tandasnya.
Sementara itu, dengan terus naiknya harga eceran telur ayam saat ini, sangat dikeluhkan para pembeli terutama para pelaku usaha warung makanan. Sebab, mereka harus menanggung beban naiknya harga namun tidak bisa serta ikut menaikkan harga jual makanannya.
"Kalau tiap hari naik terus ya susah. Setiap hari saya butuh lima hingga enam kilogram telur untuk campuran bikin bakso, otomatis biaya produksi juga nambah, tapi harga jual bakso tetap," tutur Ningsih, penjual bakso.
Untuk saat ini, Ningsih masih mempertahankan harga lama baksonya sambil memantau perkembangan harga di pasaran.
"Sejak harga telur naik, harga bakso tetap saya pertahankan. Mau naikin harga atau mengurangi ukuran bakso ya beresiko kehilangan pelanggan, mau tidak mau ya tetap bertahan. Sebab, bahan baku bakso lainnya juga mulai naik, sementara bertahan dulu lihat perkembangan," pungkasnya. (wso/gol)