- tvOne - happy oktavia
Tangkapan Merosot, Pabrik Sarden di Banyuwangi Impor Lemuru dari India
Banyuwangi, tvOnenews.com - Predikat lumbung ikan sepertinya tak lagi melekat di Banyuwangi. Belakangan, tangkapan ikan di kawasan ini terus merosot. Tak tanggung-tanggung, anjloknya hingga 15 persen. Kondisi ini berdampak pada aktivitas pengalengan ikan. Akibat turunnya pasokan, pabrik sarden terpaksa impor ikan dari India.
Jenis ikan yang diimpor dari negeri Bollywood itu adalah lemuru. Dahulu, jenis ikan ini selalu melimpah di Banyuwangi, khususnya di Perairan laut Muncar. Namun, tangkapan lemuru tak lagi bisa diandalkan. Nelayan kesulitan menangkapnya.
“Turunnya tangkapan ikan, khususnya lemuru ini mulai dirasakan sejak tahun 2019 ketika pandemi,” kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi, Alife Kartiono, Rabu (15/3) siang.
Kelangkaan lemuru ini terus berlanjut hingga tahun 2021. Apalagi, kala itu, pandemi kian mengganas. Nelayan Muncar yang menjadi andalan pemburu lemuru tak lagi mendapatkan tangkapan yang melimpah. Bahkan, jauh dari kebutuhan pabrik sarden yang menjamur di kawasan ini.
“Tahun 2022 sempat ada harapan tangkapan akan pulih. Namun, justru muncul cuaca ekstrim,” jelas Alief.
Sejak September 2022 hingga pergantian tahun, cuaca ekstrim menghalangi aktivitas nelayan. Seperti, badai La Nina yang berlanjut dengan angin Muson dari Australia. Kondisi ini membuat nelayan tak bisa melaut ke wilayah yang jauh.
Kendala lainnya, merosotnya tangkapan lemuru dipicu perairan Selat Bali yang sudah tercemar. Plankton yang menjadi makanan utama ikan hampir musnah di perairan ini, sehingga ikan banyak bermigrasi. Mereka justru bergerak menuju laut India yang cuacanya membaik. Lautnya juga masih alami.
“Dari beberapa penelitian, kondisi Selat Bali yang padat memicu pencemaran laut. Biasanya, jarak 12 mil sudah bisa menangkap ikan, sekarang sulit,” jelasnya lagi.
Fenomena impor lemuru India ini diakui pengelola pabrik sarden di Muncar. Alasannya, tangkapan ikan dari nelayan lokal tak mencukupi kebutuhan produksi. Meski memberatkan, para pengusaha sarden tetap melakukan impor. Apalagi, harganya lebih mahal. Rata-rata harga lemuru impor mencapai Rp12000 per kilogram. Lebih mahal Rp2000 dari ikan lokal.
“Kami impor ikan lemuru antara 10-20 persen. Ini memang berat. Tapi, jika tak impor, produksi otomatis akan tutup,” kata Aminoto, salah satu pemilik pabrik pengalengan ikan. (hoa/gol)