- tim tvone - agus wibowo
FPPA bersama Warga Gropyokan Tikus, Kendalikan Populasi dan Tekan Sebaran Leptospirosis di Pacitan
Pacitan, tvOnenews.com - Forum Pewarta Pacitan (FPPA) bersama puskesmas, kecamatan dan warga Desa Pagerjo, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan, melakukan gropyokan tikus secara serentak di area pertanian dan lingkungan sekitar. Gropyokan ini dilaksanakan dengan sistem pemasangan trapping (alat perangkap tikus).
Masnan Yuanto Ketua Pelaksana menjelaskan tujuan utama kegiatan gropyokan tikus ini untuk mengendalikan populasi hama tikus menjelang musim panen padi dan meminimalisir penyebaran bakteri leptospira.
FPPA Dan Forkopimcam Kecamatan Ngadirojo senantiasa siaga terhadap serangan hama tikus karena dampak serangannya ketika terlambat sangat fatal.
“Keterlambatan pengendalian, masyarakat bisa terserang penyakit, bahkan petani juga bisa mengalami gagal panen,” ujarnya.
"Hasil tangkapan warga kita beli senilai 10 ribu per ekor lalu dimusnahkan dengan cara dibakar dan kami juga mendritribusikan bantuan berupa puluhan bantuan alat tangkap tikus kepada warga desa setempat," imbuhnya.
Gropyokan ini menjadikan momen perlunya menjaga kekompakan semua pihak. Kalau tidak serentak pengendalian populasi tikus ini mengakibatkan perpindahan hama tikus dari satu lokasi ke lokasi yang lain, sehingga menyulitkan pengendalian hama tikus.
Tikus merupakan hama yang tingkat perkembangbiakannya yang cepat. Dalam 1 tahun, dari sepasang induk tikus dapat beranak hingga mencapai sekitar 1000 sampai 7000 ekor. Tiap tahun serangannya lebih dari 10 %.
Agus Setyo Wibowo menambahkan terlambatnya P2P Dinkes dalam mengatasi permasalahn ini, akan sangat fatal dampaknya terhadap masyarakat. Angka sebaran penyakit leptospirosis terus melonjak. Bahkan pada pekan ini anak 8 tahun diduga terinfeksi bakteri leptospira hingga mereggang nyawa.
"Hal ini disebabkan karena Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan seringkali terlambat. Sebab mereka mengendalikan dan mencegah setelah terjadi serangan dan kurangnya sosilisasi penyakit menular dan tidak menular di masyarakat,” jelasnya.
Perlu diketahui, tikus yang telah terbunuh atau tertangkap hanya merupakan indikasi turunnya populasi, yang perlu diwaspadai adalah populasi tikus yang masih hidup, karena akan terus berkembang biak dengan pesat selama musim tanam padi.
Untuk mengendalikan hama tikus, masyarakat meminta Pemerintah Daerah menjadi komando untuk serentak mengendalikan populasi tikus, guna menekan angka penderita leptospirosis zerro di masyarakat.
Di samping itu monitoring keberadaan dan aktivitas tikus sangat penting diketahui sejak dini agar usaha pengendalian dapat berhasil. Dan tidak kalah pentingnya adalah mewaspadai terhadap kemungkinan terjadinya migrasi (perpindahan tikus) secara tiba-tiba dari daerah lain dalam jumlah yang besar. (asw/hen)