- tim tvone - dimas farik
11 Tahun Mengungsi, Ratusan Warga Syiah Dipulangkan ke Sampang, Madura
Sampang, tvOnenews.com - Ratusan warga Syiah asal Kabupaten Sampang, Madura, yang mengungsi di Rumah Susun Jemundo (Rusun Jemundo) Sidoarjo, dipulangkan ke kampung halamannya.
Warga Syiah dipulangkan dengan dijemput oleh para pejabat pemerintah Sampang bersama tokoh masyarakat, diantarkan oleh sejumlah pejabat Provinsi Jawa Timur, dan pejabat kementrian dari pusat. Para pengikut Takjul Muluk dibawa dengan menggunakan lima kendaraan bus ke lokasi pengungsi di Rusun Jemundo. Para rombongan tersebut langsung masuk ke Pendopo Trunojoyo, Bupati Sampang.
Menurut Slamet Djunaidi, Bupati Sampang, warga Syiah, pengikut Takjul Muluk dari dua desa, yaitu Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang dan Desa Bluuran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, yang mengungsi sejak 2012 lalu, akibat terjadi konflik hingga pembakaran rumah warga.
"Kami tidak menyangka, kami bisa menyelesaikan persoalan ini. Tentunya kami bisa menyelesaikan persoalan ini, karena banyak terlibat tentu sangat membantu untuk saudara kita yang ada di Jemundo," tuturnya (4/5).
Lebih lanjut Slamet Djunaidi mengatakan, ia berkeinginan untuk menyelesaikan konflik dan memulangkan warga yang ada di Jemundo dengan memanusiakan manusia.
"Alhamdulillah, dengan berjalannya waktu sejak saya dilantik tahun 2019 lalu, kami berkomitmen ingin menyelesaikan konflik yang 11 tahun tidak pernah selesai. Berapa dosa kita ketika yang 11 tahun kita hidup konflik tidak pernah selesai. Kami sebagai pemimpin di Sampang merasa berdosa jika konflik tidak diselesaikan. Kami mencoba dengan melakukan koordinasi kepada beberapa pihak. Alhamdulillah proses penjemputan yang kedua (penjemputan Syiah yang kedua tiba di tempat asal)," terangnya.
Setelah dijemput dari Jemundo dan pulang ke kampung halamannya, menurut Slamet Djunaidi, minta kepada kedua Kepala Desa Karang Gayam dan Bluuran untuk dijaga dan dibimbing.
"Nanti kalau sudah pulang ke kampung halamannya, saya minta kepada kepal desa untuk dijaga dan dibimbing. Dan kepada saudara saya (warga Syiah) untuk menjaga hubungan baik komunikasi dengan baik, karena semua ini masih ada hubungan saudara, sedarah (tretan dibhik), termasuk kepada Tim Limas saya menitip, jika ada persoalan segera hubungi saya 24 jam saya siap," ucap pimpinan nomor satu Kabupaten Sampang di depan para pengungsi.
Sementara itu, Takjul Muluk, salah satu tokoh eks Syiah menyampaikan, merasa senang, ia bisa kembali ke kampung halamannya.
"Iya saya senang, bisa kembali bisa kembali ke kampung halaman. Semoga mereka terus berdamai dan kembali harmonisasi," ujarnya.
Disinggung terkait tempat tinggal warga setelah pulang ke kampung halamannya menurut Takjul Muluk, ia sementara akan berada di rumah keluarga.
"Iya sementara mereka akan pulang ke rumah saudara, bisa yang ada disana, karena kita belum punya rumah. Harapan kepada Pemerintah agar mereka segera dibuatkan rumah," imbuhnya.
Berdasarkan data yang diterima tvOnenes.com, warga Syiah yang dijemput tahap kedua dengan jumlah total 265 jiwa. Sementara jumlah total warga pengungsi yang bisa ikut penjemputan 245 jiwa, dan 20 jiwa lainnya tidak ikut rombongan.
Sebelumnya, sebanyak 14 Kartu Keluarga (KK) atau 52 Jiwa warga Syiah tahap pertama tahun 2022 lalu telah dijemput dari Rusun Jemundo Sidoarjo, guna pulang ke kampung halaman di dua Desa Karang Gayam, dan Desa Bluuran.
Pada tahun 2023 Pemerintah Kabupaten Sampang kembali memulangkan warga Syiah ke kampung halamannya. (fds/hen)