- tvOne - zainal azkhari
Meriahnya Festival Rujak Uleg di Surabaya, Ribuan Warga Makan Rujak Sambil Joget
Surabaya, tvOnenews.com – Warga Surabaya larut dalam gelaran Festival Rujak Uleg yang digelar setiap tahun di Jalan Kembang Jepun sejak 2007 untuk memperingati Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS). Warga Surabaya patut banga pasalnya di tahun ini festival kebangaan arek Surabaya ini akhirnya masuk dalam agenda wisata nasional.
Semakin malam, Festival Rujak Uleg di Kembang Jepun Surabaya semakin meriah. Warga Surabaya maupun luar kota hingga mancanegara terus memadati Jalan Kembang Jepun.
Hingga tengah malam, Kya-kya semakin padat oleh lautan manusia. Mereka sangat antusias melihat pertama kali rujak yang diuleg di tiga cobek besar oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Eri Cahyadi, Konjen Australia dan konjen negara lain, staf ahli Kemenparekraf Eselon 1 hingga enam kepala daerah wilayah gerbang kertasusila.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan Festival Rujak Uleg bisa menaikkan ekonomi Surabaya. Terlebih masuk dalam salah satu Kharisma Event Nusantara (KEN).
"Hari ini bersama hadir dalam Festival Rujak Uleg, sebuah tradisi dan budaya. Setiap RT, setiap RW ada banyak penjual rujak, rujak uleg menjadi sumber ekonomi Jatim, khususnya Surabaya. Sekarang sudah masuk KEN, mudah-mudahan semakin hari dunia melihat Surabaya kelengkapan budaya, kuliner dan kehangatan warga Surabaya," kata Khofifah dalam sambutannya, Sabtu (6/5).
Festival Rujak Uleg 2023 yang digelar untuk ke-13 kalinya pada tahun ini masuk dalam 110 Karisma Event Nusantara (KEN) Tahun 2023. KEN adalah kalender kegiatan wisata nasional yang dibuat oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Farah Andita Ramdhani mengatakan bahwa usulan Festival Rujak Uleg masuk dalam 110 Karisma Event Nusantara melalui beberapa tahapan.
“Awalnya kami mengajukan di level Pemerintah Provinsi Jatim, jadi ada tim kurator dari provinsi, kemudian lolos dan masuk ke level nasional. Jadi bukan hanya penyelenggaraan event secara rundown dan layout, tetapi kami menjabarkan mulai dari persiapan peserta hingga manajemen risiko,” katanya, Sabtu malam (6/5).
Penyelenggaraan Festival Rujak Uleg tahun ini lebih meriah dan diikuti 432 peserta yang terbagi dalam 108 grup. Mereka tidak hanya berasal dari jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkot Surabaya, melainkan juga dari perhotelan, komunitas, konsulat asing di Surabaya, Dharma Wanita dan PKK Surabaya.
Festival ini juga melibatkan 65 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Kya-Kya Surabaya. Para pelaku UMKM selama ini memang berjualan di sisi barat dan timur Jalan Kembang Jepun.
Pemkot Surabaya juga menyediakan stan khusus untuk penjualan barang oleh-oleh seperti kaos dan gantungan kunci. Tak hanya itu, pemkot juga menggandeng 20 lebih hotel di Surabaya untuk bundling paket menginap plus akses menyaksikan Festival Rujak Uleg di dekat area VIP.
Ia mengatakan bahwa layanan bus menuju ke tempat pelaksanaan Festival Rujak Uleg memang disediakan di hotel-hotel yang bekerja sama dengan pemerintah kota Surabaya.
Selain itu, pihaknya juga menjelaskan soal hygienitas atau kebersihan dari rujak uleg yang menjadikan cingur atau bagian dari mulut sapi sebagai bahan utama festival kuliner asli Surabaya tersebut.
“Karena ini festival kuliner, mereka (Kemenparekraf, Red) juga menaruh perhatian pada kesehatan mengenai kebersihan cingur, sebab dulu ada isu mengenai PMK (penyakit mulut dan kuku, Red). Maka, kita jelaskan bahwa kami bekerja sama dengan rumah potong hewan Surabaya yang memastikan kebersihan cingur,” jelasnya.
“Dan alhamdulillah, usulan ini akhirnya diterima hingga Festival Rujak Uleg tahun ini masuk dalam KEN atau kalender wisata nasional 2023,” tambahnya.
Festival Rujak Uleg yang digelar setiap tahun sejak 2007 di Jalan Kembang Jepun ini merupakan angkaian peringatan ulang tahun Kota Surabaya ke-730.
Menurut Farah, Festival Rujak Uleg merupakan bagian dari upaya pemerintah kota untuk mempromosikan makanan khas daerah sekaligus melestarikan seni dan budaya Kota Pahlawan dan menggerakkan ekonomi daerah pasca-pandemi.
Sementara itu Eri Cahyadi wali kota Surabaya mengatakan rujak uleg yang banyak isinya mencerminkan budaya kota Surabaya terdiri dari berbagai macam suku, ras, budaya dan agama. Namun toleransinya selalu tinggi.
“Inilah Surabaya yang luar biasa. Malam hari ini Festival Rujak Uleg masuk kharisma event nusantara. Ada kebanggan, ada 110 yang menjadi event nasional, salah satunya rujak uleg tahun ini,” kata Eri.
Eri mengatakan karena sudah masuk KEN, biasanya cobek satu, hari ini ada tiga cobek. Sehingga ia ingin terus bergerak dan bersinergi dengan Pemprov Jatim maupun daerah tetangga.
“Karena yang nguleg di tengah didungoni Bu Nyai Khofifah. Kita terus bergerak dengan sinergi luar biasa, dengan provinsi, daerah tetangga, kekuatan bersama dan warga Surabaya. Surabaya warganya sejahtera dan penuh dengan barokah,” pungkasnya. (zaz/gol)