- tvOne - edy cahyono
Update! 2 Hotel di Tlogomas Kota Malang Diduga Terkait Prositusi Online, Kini Dibekukan
Malang, tvOnenews.com - Buntut penolakan warga RW 08 Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang terkait dugaan prostitusi online atau open BO di 2 hotel bernama Smart Tlogomas dan RedDoorz Griya Cempaka akhirnya dibekukan. Artinya, dua hotel itu dilarang beraktivitas sementara atau tidak boleh menerima tamu.
Keputusan pembekuan itu berdasarkan hasil kesepakatan bersama antara warga, pihak penginapan dan Pemerintah Kota Malang pada Selasa (16/5) kemarin, yang akan berlangsung sejak 20 Mei 2023 mendatang. Sebab, saat ini masih ada tamu di dua hotel tersebut.
“Nanti tanggal 20 Mei 2023 itu kami bekukan sementara. Sekarang pun di dua hotel itu sudah tidak menerima tamu. Jadi ini sisa yang sudah booking kemarin,” ujar Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dr. Ida Ayu Made Wahyuni, Rabu (17/5).
Ditambahkan Ida, pembekuan dilakukan karena kedua hotel diduga tidak memenuhi komitmen TPUD (Tanda Daftar Usaha Pariwisata) dan NIB (Nomor Induk Berusaha) yang sudah dikantongi.
Diketahui, kedua hotel itu memang sudah mengantongi TPUD dan NIB yang artinya secara hukum sudah legal. Namun, kedua hotel itu diduga tidak memenuhi komitmen setelah mengantongi TPUD dan NIB.
Dalam Permenparekfraf Nomor 4 Tahun 2021 terdapat klausul yang disebutkan, setelah satu tahun pengaju izin atau dua hotel itu mengantongi TPUD dan NIB harus memenuhi sejumlah komitmen.
"Dalam klausul Permenparekraf nomor 4 Tahun 2021 disebutkan satu tahun setelah NIB dan TDUP dimiliki maka pihak pengaju izin (dua hotel) harus memenuhi komitmen," kata Ida.
Ida menduga, berdasarkan hasil mediasi, ditemukan bahwa dua hotel itu menggunakan sungai sebagai parkiran kendaraan. Itu melanggar perda," singkatnya.
Besok rencananya pihak Dinas Pariwisata akan mendatangi dua hotel tempat open BO di Tlogomas. Tujuannya mengecek kebenaran bahwa terdapat sungai yang dijadikan parkiran hotel tempat open BO itu.
“Kalau memang iya ditemukan, itu bisa kami bongkar dan hasil ini pun dilaporkan ke Walikota Malang," tutupnya.
Sementara itu, pihak manajemen salah satu penginapan tersebut buka suara soal dugaan yang dilayangkan oleh warga sekitar.
Perwakilan pemilik Hotel Smart Tlogomas yang menjadi salah satu penginapan yang diduga menjadi lokasi Open BO, Jemmy membantah soal praktek prostitusi online yang diduga oleh warga sekitar. Ia mengaku telah menjaga penginapannya dari praktek bisnis Open BO tersebut.
Menurutnya, puncak dugaan adanya praktik bisnis Open BO itu bermula dari insiden perempuan mengejar pria yang disebut tak membayar jasanya. Namun, Jemmy menegaskan bahwa insiden tersebut melibatkan tamu yang berada di RedDoorz, bukan Smart Tlogomas.
"Sebetulnya, yang menjadi titik puncak permasalahan itu kejadian waktu itu. Tapi, itu terjadi di RedDoorz. Jadi saya gak paham spanduk penolakan itu juga menuliskan Smart Tlogomas," ujar Jemmy, Rabu (17/5).
Ia juga meminta bukti atas dugaan tersebut jika benar terjadi di lokasi penginapan yang ia kelola. Padahal, lanjut Jemmy, bukti itu ditemukan di RedDoorz.
"Kejadian ini merembet ke tempat kami bahwa diduga juga ada prostitusi di tempat kami," ungkapnya.
Ia mengaku, Smart Tlogomas dan RedDoorz yang lokasinya bersebelahan memang kerap dianggap sama oleh masyarakat bahkan pelanggannya. Akan tetapi, fasilitas, harga hingga manajemen kedua penginapan tersebut berbeda.
Ia juga menyebutkan, Smart Tlogomas tidak pernah dilakukan penggrebekan oleh pihak Satpol PP Kota Malang. Jemmy mengaku, Satpol PP pernah merazia Smart Tlogomas, karena salah sasaran yang seharusnya yang dituju adalah RedDoorz yang berada di sebelahnya.
"Ini saya juga lagi mengumpulkan berkas untuk mengklarifikasi ke kelurahan dan masyarakat bahwa kami beda dengan RedDoorz. Kami komitmen menjaga, kalau memang ditemukan, sampaikan saja ke kami," tegasnya.
Jemmy membeberkan bahwa ia juga akan merubah tampilan bangunan depan Smart Tlogomas yang memiliki 49 kamar itu agar tampak berbeda dengan RedDoorz. Sebab, dampak dugaan prostitusi itu telah mempengaruhi jumlah tamunya menurun.
"Ini kami tutup separuh, tinggal penghuni penghuni lama. Karena di kami ini ada kos dan hotel," katanya.
Disisi lain, perizinan Smart Tlogomas menurutnya juga sedang berproses menjadi home stay sejak 2021 lalu.
"Ini kami lagi menunggu keputusan Pemkot, ini lagi berproses," pungkasnya. (eco/gol)