- dewi rina
Kecewa Ganti Lahan Bendungan Karangnongko Tidak Jelas, Belasan Warga Ngelo Kembalikan Patok
Bojonegoro, tvOnenews.com - Protes kekecewaan terhadap sikap Bupati Anna Mu'awannah yang tidak memberi jawaban pasti atas ganti lahan di Bendungan Karangnongko, belasan warga Desa Ngelo Kecamatan Margomulyo Bojonegoro, Jawa Timur mengembalikan ratusan patok yang ditaruh di desa mereka, ke Pintu Masuk Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) di Jalan Basuki Rahmat, Kecamatan Kota Bojonegoro dan halaman Gedung DPRD Bojonegoro di Jalan Veteran, Kamis (18/5).
Widodo, salah satu warga Dusun Djero Ngelo mengatakan bahwa dia tidak tahu patok itu dari mana asalnya, namun sudah berada di desanya.
"Belum ada kepastian, saya ga tahu, masyarakat dan saya hanya tahu bahwa itu tanah mau diukur, lha tanah itu milik siapa yang mau diukur?" ungkap Widodo bertanya-tanya.
"Warga tidak akan menjual tanahnya, tidak ada apa-apa kok tahu-tahu mau diukur, itukan susah pak," lanjut Widodo.
"Makanya masyarakat itu kesini mengembalikan patok ini bukan karena menolak program pemerintah hanya meminta penjelasan," ungkapnya.
Senada dengan Ramijan, warga Ngelo menambahkan bahwa masyarakat butuh kepastian tempat tinggal terlebih dahulu.
"Kalau sudah dibeli namun belum ada tempat, kita terus bagaimana?" tanyanya.
"Pokoknya kita menolak diukur bukan menolak program pemerintah," jawab warga serentak.
"Kita Iki wong cilik to pak, kalau dipameri seperti itu ya jujur kemarin itu kita sangat-sangat kecewa terhadap Bupati, karena belum jelas jawaban tuntutan warga untuk pindah di hutan dekat Desa Ngelo belum ada jawaban," kata warga lain, Agus Setiyani.
Lanjutnya, Bupati tidak ingin bedol desa atau bedol dusun, tapi tidak memberikan kejelasan warga mau ditempatkan dimana.
"Intinya kemarin Bupati tidak memberikan solusinya, hanya marah-marah saja, dan Bupati hanya bilang pokoknya Ngelo harus diukur, harus diukur," ujar Setiyani.
"Malah Bupati menyampaikan di hadapan orang banyak, mengatakan kalau ini dihalang-halangi maka bisa gak jadi Bendungan Karangnongko ini," ungkap Setiyani.
Masyarakat mengakui, jika Bendungan Karangnongko tidak jadi dibangun, masyarakat malah senang, karena sudah nyaman hidup di sana meskipun di pelosok dengan fasilitas jalan rusak tidak pernah dibangun.
“Namun kami tidak pernah kekurangan pangan dan kelaparan," tutup Setiyani. (dra/far)