- happy oktavia
Selamatkan Pulau dan Harta Karun Nusantara, Ini Terobosan ANRI
Banyuwangi, tvOnenews.com – Membangkitkan poros maritim nusantara, menjadi salah satu terobosan Arsip Nasional RI (ANRI). Lembaga ini mulai memburu berbagai arsip yang mengisahkan kejayaan maritim nusantara, yang tersimpan di negara bekas penjajah.
Harapannya, dengan arsip sejarah kelautan ini, bisa mengembalikan kejayaan poros maritim nusantara. Apalagi, berdasarkan arsip yang ada, bangsa nusantara dikenal hebat menaklukkan laut. Bahkan, jauh sebelum kolonial masuk.
"Keseriusan dalam membangkitkan poros maritim ini, Arsip Nasional RI (ANRI) membentuk departemen untuk urusan maritim. Kami bersama Pusejarah TNI terus mencari arsip-arsip kejayaan maritim nusantara,” kata Dewan Penasehat ANRI Bidang Kemaritiman, Connie Rahakundini, usai Pembahasan Kearsipan Tematik di Banyuwangi, Selasa (23/5) siang.
Salah satu arsip kuno kemaritiman nusantara tersimpan di Portugal. Arsip ini menyimpan peta kekayaan rempah dan harta karun lain di Indonesia. Sehingga, arsip ini, sangat penting untuk melihat bagaimana poros maritim nusantara benar-benar unggul kala itu. Bahkan, dari arsip yang ada, penakluk maritim yang terhebat berasal dari kawasan Indonesia Timur, seperti NTT dan Papua.
Sayangnya, begitu VOC masuk, kaum penjajah mengurangi kehebatan maritim nusantara. Justru, mereka mengarahkan ke daratan. Seperti perkebunan, pertanian dan pertambangan. Padahal, potensi maritim nusantara begitu besar.
“Saat ini, strategi perang itu proxy atau hybrid. Karena itu, arsip apa yang punya harus kita pegang. Intinya, kami keliling ke seluruh dunia mencari arsip sejarah maritim ini,” jelasnya.
Pihaknya mendorong lontar dan arsip kemaritiman lain, yang disimpan di kerajaan atau pedesaan, bisa diarsipkan secara nasional. Sebab, ini menjadi amunisi membangkitkan poros maritim.
Meredupnya kemaritiman nusantara dimulai sejak VOC masuk ke Nusantara, sekitar 1602–1799. Kala itu, masih ada kegiatan pelayaran antar kerajaan. Namun, begitu Hindia Belanda menggantikan VOC, kemaritiman benar-benar dimatikan.
“Periode 1800-1945, Hindia Belanda fokus ke daratan. Fokusnya tidak lagi ke Indonesia timur, tapi ke Batavia. Ini yang kami dorong untuk mengarsipkan poros maritim ini, sebagai peluru membangkitkan kejayaan maritim,” tegas Kepala ANRI, Imam Gunarto. (hoa/far)