- tim tvone - mahrus
Evakuasi Bangkai Pesawat ke Bibir Pantai, Nelayan di Lamongan Rugi Jutaan Rupiah
Lamongan, tvOnenews.com - Meski berhasil mengevakuasi bangkai pesawat yang diduga peninggalan masa Perang Dunia Kedua dari jarak sekitar 4 mil dari bibir pantai, nelayan Lamongan juga merugi.
Sekretaris HNSI Lamongan Ma'mun Murod saat dikonfirmasi awak media, Jumat (26/5) mengatakan akibat mengevakuasi bangkai pesawat tersebut, Mifta nelayan Lamongan yang mengevakuasi pesawat sempat kehabisan solar ketika hampir tiba di pantai. Ketika itu, kata Murod, Mifta harus meninggalkan bangkai pesawat di sekitar 2 mil dari daratan.
"Karena sempat kehabisan solar, bangkai pesawat tersebut ditinggal dan diberikan tanda dan pelampung," jelasnya.
Murod mengungkapkan, BBM solar yang dibeli nelayan senilai lebih kurang Rp5 juta yang harusnya ia habiskan untuk mencari ikan, habis demi untuk menarik bangkai pesawat tersebut hingga ke daratan.
"Habis BBM solar senilai Rp5 juta untuk membawa pesawat tersebut," ungkapnya.
Selain harus kehilangan jatah solar senilai Rp5 juta, penemu bangkai pesawat tersebut harus menanggung kerugian berupa rusaknya jaring ikan. Sebenarnya, aku Murod, Mifta hanya ingin membawa kembali jaringnya yang tersangkut pesawat tersebut dan baru tahu kalau yang nyangkut tersebut adalah badan pesawat ketika sudah sampai di daratan.
"Selain solar habis, jaring ya rusak mas dan harus diperbaiki lagi yang nilainya juga tidak sedikit, bisa hampir Rp3 juta," paparnya.
Menurut Murod, saat ini nelayan hanya bisa menunggu respon dari pihak terkait, kalau memang dibutuhkan, aparat terkait diminta untuk mengambil bangkai pesawat tersebut.
"Ya tergantung sama pihak-pihak terkait, kami menunggu saja akan diapakan atau dikemanakan," pungkasnya.
Sementara itu, usai ditemukannya bangkai pesawat yang diduga peninggalan Perang Dunia Kedua, sejumlah kalangan pendidikan tertarik untuk membelinya untuk keperluan penelitian, salah satunya Universitas Muhammadiyah Lamongan Fakultas Sains Teknologi dan Pendidikan (FSTK). Dekan Sains Teknologi dan Pendidikan UMLA Eko Handoyo membenarkan jika UMLA, dalam hal ini Fakultas Sains, Teknologi dan Pendidikan (FSTK) berminat untuk membeli bangkai pesawat yang ditemukan nelayan Weru, Paciran pada Minggu (21/5) lalu itu.
"Benar, UMLA dalam hal ini Fakultas Sains, Teknologi dan Pendidikan (FSTK) memang tertarik untuk membeli bangkai pesawat yang ditemukan oleh nelayan tersebut," kata Eko Handoyo kepada wartawan saat konferensi pers yang berlangsung di kampus Umla, Rabu (24/5).
Eko mengungkapkan, niatan untuk membeli bangkai pesawat yang diduga dari sisa Perang Dunia Kedua itu semata-mata karena alasan untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Sebab, lanjut Eko, daripada bangkai pesawat tersebut jatuh ke tangan kolektor atau pengusaha besi tua dan tidak tahu akan dibawa kemana dan digunakan untuk apa.
"Daripada bangkai pesawat tersebut jatuh ke tangan kolektor atau pengusaha besi tua, tidak tahu akan dibawa ke mana dan digunakan untuk apa," ujarnya. (mmr/hen)