- miftakhul erfan
Viral, Wisatawan Telaga Sarangan Curhat di Medsos, Kursi Fasum Tak Boleh Dipakai sebelum Beli Makan di Warung
Magetan, tvOnenews.com - Seorang wisatawan Telaga Sarangan di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, curhat di media sosial karena tak boleh duduk di kursi fasilitas umum inventaris pemkab setempat, yang berada di pinggir jalan menghadap ke telaga, kecuali setelah membeli makanan atau minuman di warung terdekat.
Dalam video berdurasi 29 detik tersebut, pengunjung melalui akun Tiktoknya @sikuceldansigembel atau backpacker Jawa Timur, sambil menunjukkan sebuah kursi besi yang berada di pinggir Telaga Sarangan bertuliskan inventaris Pemkab Magetan, mengaku tidak boleh diduduki sebelum membeli makanan atau minuman di warung sebelah.
“Ini adalah kursi fasilitas umum bertuliskan inventaris Pemkab Magetan, tapi kalau duduk di sini, harus pesen (makanan atau minuman), tapi kalau gak pesen gak boleh duduk disini. Padahal ini tulisannya inventaris Pemkab Magetan. Gimana jal, padahal kalau mau duduk gak apa-apa sebenarnya,” kata wisatawan sambil memvideokan kursi yang dimaksud.
Video berjudul “Dilarang Duduk di Fasilitas Umum Telaga Sarangan” yang diunggah pada Senin (22/5) dan ditayangkan ulang di media sosial Instagram berita Magetan pada Selasa (23/5) tersebut, kini viral dan telah ditonton sebanyak 1,9 juta kali hingga diteruskan sebanyak 1959 kali dengan beragam komentar dari warganet.
Dalam video tersebut, si pengunjung merasa heran karena kursi tersebut adalah milik inventaris Pemkab Magetan yang menjadi fasilitas umum di Wisata Telaga Sarangan, namun tidak boleh ditempati sebelum memesan makanan atau minuman di warungnya.
Karena merasa kecewa tidak bisa menggunakan fasilitas umum, akhirnya wisatawan tersebut akhirnya pergi. Curhatan tersebut juga dibenarkan oleh para warganet yang juga pernah mengalami pengalaman yang sama.
“Sama kak, pengalamanku kemarin Desember dari sana, kebetulan aku mau pesen kopi saja soale sudah makan. Tapi sama bapak e gak boleh, harus pesen sate,” tulis akun @semangathidupnya di kolom komentar akun Tiktok si wisatawan.
Sementara itu, curhatan pengunjung itu pun langsung dibantah oleh Arif, si pemilik warung yang dimaksud dalam video viral tersebut. Dirinya mengaku tidak pernah melarang pengunjung untuk duduk di kursi fasilitas telaga, kecuali kursi yang memang disediakan sendiri oleh pemilik warung.
“Nggak bener itu pak, kursi itu kan fasilitas umum ya untuk semua pengunjung, saya sebagai pemilik warung yang dimaksud di video itu ya menyayangkan, berdampak ke warung saya,” bantah Arif.
“Itu ulah oknum saja pak, mungkin yang dimaksud itu memang ada warung yang menyediakan kursi sendiri pak di pinggir telaga juga, ya gak boleh ditempati kalau gak beli,” imbuhnya.
Terpisah, Joko Trihono, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Magetan yang bertanggungjawab atas tempat Wisata Telaga Sarangan mengaku, telah mengklarifikasi atas curhatan wisatawan di media sosial tersebut, kepada seluruh pedagang dan warung yang ada di pinggir Telaga Sarangan.
“Itu gak bener, oknum saja itu. Jadi kami memasang kursi yang berada di sekeliling telaga ini, sudah kami berikan tulisan bahwa kursi ini adalah inventaris Pemkab Magetan siapapun boleh duduk di sana, siapapun boleh memanfaatkan kursi yang ada di sana,” ujar Joko, Jumat (26/5).
Masih lanjut Joko, memang ada oknum yang melakukan kesempatan dalam kesempitan yang dilakukan pelaku jasa usaha di lokasi wisata. Mereka khawatir dan terlalu takut tidak dapat rejeki yang diberikan oleh Allah SWT.
Sehingga perilaku seperti itu telah dilakukan klarifikasi dan pembinaan sekaligus diberikan pemahaman, bahwasanya perilaku seperti itu akan merugikan citra pariwisata yang lain.
“Sudah kami ajak diskusi dan kami berikan pemahaman, bahwa perilaku terbiasa merugikan citra pariwisata yang lain, begitu juga usaha warung mereka. Mereka gak sadar apa yang mereka lakukan bisa menciderai wisatawan yang datang,” sambung Joko.
Dengan adanya curhatan wisatawan yang kini viral di media sosial, pihak pengelola Telaga Sarangan meminta maaf atas ketidaknyamanan tersebut dan berharap kepada wisatawan yang juga penggiat media sosial, untuk semua keluhan bisa dilaporkan ke petugas pengelola setempat, sebelum mengunggahnya ke media sosial. Sehingga bisa segera diselesaikan secara baik. (men/far)