Koleksi kitab kuning peninggalan tokoh NU Kiai Saleh Lateng, Banyuwangi.
Sumber :
  • tvOne - happy oktavia

Kitab Langka Koleksi Tokoh NU Banyuwangi akan Dibuka di Festival Kitab Kuning

Sabtu, 10 Juni 2023 - 11:33 WIB

Banyuwangi, tvOnenews.com - Berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) tidak lepas dari sejarah Kabupaten Banyuwangi. Salah satu tokoh pendiri NU ternyata berasal dari kabupaten ini. Dia adalah Kiai Saleh (1864-1952). 

Selama hidupnya, sosok kharismatik ini memiliki banyak kitab langka yang dikenal dengan kitab kuning. Koleksi kitab langka ini akan dibuka dalam Festival Kitab Kuning, 10-13 Juni mendatang.

Sosok Kiai Saleh dikenal berasal dari Kelurahan Lateng, Banyuwangi. Dia seorang intelektual terkemuka, juga aktivis-pejuang yang gigih. Tokoh ini termasuk salah satu pendiri NU dan pernah menjadi Mustasyar PBNU tahun 1928. 

“Selain kiprahnya yang luar biasa, Kiai Saleh memiliki koleksi kitab yang menakjubkan. Ini yang akan kita tampilkan pada Festival Kitab Kuning,” kata pemerhati sekaligus kurator pameran, Ayung Notonegoro, Jumat (9/6).

Dalam festival ini setidaknya ada tiga hal yang akan ditampilkan. Mulai dari naskah kuno, kitab ulama Nusantara dan sejumlah kitab bernilai sejarah dan mengandung pengetahuan. 

“Semua akan disajikan dengan informatif, sehingga pengunjung umum dapat menikmatinya,” jelasnya.

Kitab kuning Kiai Saleh Lateng ini diibaratkan harta karun bagi Islam Nusantara. Apalagi, di dalamnya terdapat ratusan kitab langka yang saat ini sulit ditemukan. Festival ini sekaligus merestorasi keilmuan para ulama yang terkandung di dalamnya dan mengangkat kembali harta karun peninggalan Kiai Saleh.  

“Ilmu yang terpendam di dalam kitab tersebut, harus kembali dihadirkan,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.

Para ulama terdahulu, menurut Ipuk, telah mencetak generasi dengan keimanan yang kuat. Sekaligus kecintaan pada negeri yang kokoh. Sehingga, mereka mampu mengusir penjajah kala itu.  

“Spirit keimanan dan nasionalisme dari para pejuang dahulu itu, saya kira tidak terlepas dari sentuhan ilmu para ulama, sehingga mereka tidak segan berjuang dengan ikhlas. Hal ini perlu kita gali lebih jauh,” jelasnya.

Harapannya, festival ini tidak sekadar fase keteladanan. Namun, menghadirkan para peneliti dan penggiat kajian ke-Islaman ke Banyuwangi. Apalagi, Banyuwangi memiliki karakter keberagamaan yang unik. Sehingga, cukup menarik diteliti lebih jauh. Apalagi dengan terbukanya sejumlah koleksi kitab-kitab yang dulu tertutup. (hoa/gol)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:02
03:01
02:57
02:35
05:18
01:38
Viral