- tim tvone - syamsul huda
Fasilitasi Permodalan UMKM, Kadin Jatim Gandeng Bank UMKM Jawa Timur
Surabaya, tvOnenews.com - Sulitnya akses permodalan masih menjadi kendala utama bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), guna mengembangkan usahanya. Merespon hal tersebut, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jatim menjalin sinergi dengan PT Bank Perkreditan Rakyat Jawa Timur atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bank UMKM Jawa Timur.
Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Wakil Ketua Umum Bidang UMKM Kadin Jatim, Idris Yahya bersama Direktur Utama Bank UMKM Jawa Timur, Yudhi Wahyu M dan Sekretaris Badan Pengurus Daerah HIPMI Jatim, Edra Bramantya dalam acara "Sinergi Penguatan Permodalan Bagi Pelaku UMKM di Jawa Timur", yang digelar di Graha Kadin Jatim Surabaya, dan dihadiri ratusan UMKM secara offline dan online.
Idris Yahya mengatakan, ada tiga persoalan yang hingga kini masih menjadi kendala utama bagi pengembangan UMKM, yaitu persoalan Sumber Daya Manusia (SDM), permodalan dan pemasaran.
"Alhamdulillah dengan kerjasama ini persoalan permodalan sudah teratasi. Untuk persoalan peningkatan SDM dan pemasaran, Kadin Jatim juga telah melakukan pendampingan melalui berbagai program yang sudah terlaksana," terang Idris Wakil Ketua Umum Kadin Jatim bidang UMKM.
Sementara, untuk pemasaran, diantaranya dengan memasukkan mereka di marketplace, mengikutkan di pameran, dalam bentuk B to B atau melalui kunjungan antar provinsi yang selalu kami lakukan dengan Gubernur Jatim. Sebagai komitmen Kadin Jatim dalam membantu pemasaran produk UMKM.
Idris menambahkan, akan ada banyak keuntungan yang diperoleh UMKM melalui kerjasama dengan Bank UMKM Jatim, diantaranya adalah kemudahan mendapatkan permodalan dengan suku bunga rendah sebesar 3 persen.
"Dari segi bunga cukup menarik, karena hanya 3 persen per tahun flat, lebih murah dari suku bunga KUR sebesar 6 persen, bahkan setengahnya. Jadi sangat membantu pelaku UMKM dengan pembiayaan murah," tambahnya.
Ini sekaligus akan menjadi satu paket dalam program peningkatan UMKM Kadin Jatim yang sebelumnya telah dilaksanakan, yaitu kurasi produk bekerjasama dengan Bank Indonesia. Sampai saat ini, sudah ada sekitar 2000 UMKM di Jatim yang sudah dikurasi dengan biaya nol rupiah.
Sementara, Direktur Utama Bank UMKM, Yudhi Wahyu mengungkapkan, sinergitas permodalan dengan Kadin Jatim ini akan menjadi trigger dalam peningkatan penyerapan kredit di Bank UMKM Jatim, pemasaran dan juga pembinaan bagi UMKM.
"Program Bank UMKM Jatim dengan Kadin Jatim ini tidak hanya sinergitas permodalan, tetapi juga dari sisi pemasaran dan pembinaan. Bisa disinergikan semua karena tujuan kita untuk membantu UMKM menembus pasar yang lebih luas," kata Yudhi Wahyu.
Saat ini, Bank UMKM Jatim telah mempunyai sistem yang telah dikembangkan untuk mempermudah komunitas UMKM agar bisa saling terhubung untuk memperluas pengembangan pasar mereka.
"Penting untuk memastikan kehadiran pemerintah dan perbankan untuk pejuang UMKM," tandasnya.
Hingga bulan Mei, realisasi penyaluran kredit Bank UMKM di Jatim sudah mencapai Rp230 miliar atau naik 6 persen dari tahun lalu. Hingga akhir tahun pertumbuhan kredit UMKM ditargetkan mencapai 10 persen atau sekitar Rp300 miliar.
"Kalau kami melihat animo UMKM dan kondisi ekonomi saat ini, kami optimistis akan tumbuh lebih dari 10 persen," tandasnya.
Realisasi penyerapan kredit terbesar adalah UMKM di sektor pertanian yang mencapai 30 persen, disusul sektor perdagangan atau ritel dan UMKM.
Di sisi lain, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Andromeda Qomariah mengatakan bahwa sinergitas permodalan UMKM dengan Kadin Jatim dan Bank UMKM Jatim adalah langkah strategis dalam meningkatkan kinerja UMKM. Terlebih kontribusi UMKM terhadap kinerja ekonomi Jatim sangat tinggi, mencapai 58,36 persen, naik signifikan dibanding tahun 2020 dan di 2021.
Pada tahun 2020 kontribusinya mencapai 57,25 persen dan di 2021 naik menjadi 57,71 persen. Penyerapan tenaga kerja juga cukup besar, mencapai 96,3 persen.
"Ini artinya bahwa Kadin Jatim memiliki peran strategis yang menjadi satu bagian dari kolaborasi dalam peningkatan UMKM," ungkap Andromeda Qomariah.
Untuk program ini, pemerintah provinsi Jatim telah mengalokasikan dana sebesar Rp18,5 miliar untuk membayar subsidi bunga sebesar 9,25 persen.
"Target kami, UMKM yang terfasilitasi mencapai sekitar 13 ribu UMKM. Harapan kami, melalui program ini, aksesibiliti pendanaan bagi UMKM akan lebih cepat dan mudah, sehingga target naik kelas UMKM bisa terwujud," pungkasnya. (sha/hen)