- tim tvone - sinto sofiadin
Ada Kekerasan Seks Menyimpang dan Kasus Narkoba di Pesantren di Jember
Sementara itu, Syamsul Hadi Saputra dari Rumah Pintar dan Forum Anak Desa Karangharjo Silo mengatakan, munculnya penyimpangan ini tak lepas dari mudahnya pendirian pesantren.
"Kalau zaman dulu, pembina pesantren pasti anak kiai. Jaman sekarang, lima tahun lalu, Tommy Soeharto dianugerahi gelar 'Gus' di Surabaya. Padahal bukan anak kiai," katanya.
Pemilik dan pembina pesantren saat ini tak selalu memiliki garis keilmuan agama yang jelas.
"Jadi kalau mau memilih pesantren hari ini, mari memilih pesantren dengan sanad keturunan dan keilmuan yang jelas. Jadi jangan hanya karena melihat papan namanya megah, lalu anak kita pondokkan disana. Itu pintu masuk penyimpangan. Pesantren yang seperti itu biasanya tidak melapor (ke pemerintah), karena kiainya punya kepentingan," kata Syamsul.
Ancaman terhadap pesantren tak hanya dalam urusan kekerasan seksual, tapi juga peredaran narkotika. Temuan investigasi Alfin bersama pengurus sebuah pondok pesantren cukup mengejutkan. Ada seorang yang menjadi santri hanya untuk mengedarkan narkoba.
Syamsul membenarkan pernyataan Alfin.
"Kemarin ada oknum yang sengaja melempar (narkoba) ke santri secara gratis, sehingga santri kami mabuk. Kami langsung menelepon Kapolres dan meminta tolong untuk mencari dalangnya. Anak kami jadi korban. Mereka dikasih gratis. Uang saku santri seminggu Rp50 ribu, mana cukup buat beli narkoba," katanya.