- happy oktavia
Kreatif! Siswa SD di Banyuwangi Diajak Kelola Sampah Sejak Dini
Banyuwangi, tvOnenews.com - Pengelolaan sampah di Banyuwangi dibuat kolaboratif. Terbaru, melibatkan para siswa, mulai SD hingga SMA. Targetnya, anak-anak diajari peduli dengan pengelolaan sampah sejak dini. Pengelolaan sampah berbasis siswa ini, didampingi langsung Dinas Lingkungan Kabupaten Banyuwangi.
Sedikitnya 12 sekolah, SD hingga SMP yang dilibatkan dalam pengelolaan sampah ini. Hebatnya lagi, kegiatan ini mendapat dukungan salah satu NGO asal Norwegia yang peduli tentang sampah. Yaitu, PT Sistemik Lestari Indonesia.
“Kami bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Banyuwangi untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata. Yaitu, sekolah yang peduli lingkungan,” kata Kepala UPT Pengelolaan Persampahan DLH Banyuwangi, Amrulloh disela seminar
“Edukasi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan pada Program UKS,” Selasa (27/6) pagi.
Saat ini, baru sekitar 15 persen sekolah di Banyuwangi yang bergabung dalam Adiwiyata. Kendalanya beragam. Salah satunya, kesadaran siswa yang masih minim. Apalagi, program ini sifatnya sukarela. Meski begitu, pihaknya terus bergerak melakukan edukasi ke sekolah-sekolah.
“Kegiatan ini bertajuk Program Banyuwangi Hijau. Bagaimana kita melakukan pengelolaan dan pengolahan sampah secara berkelanjutan,” jelasnya.
Terbaru, pihaknya juga menyiapkan pengolahan sampah terpadu di Songgon. Tempat ini akan menampung sampah dari 33 desa di enam kecamatan. Diantaranya, Kecamatan Sempu, Singojuruh, Kabat, Rogojampi dan Songgon.
“TPS 3R ini akan mengelola sampah berkelanjutan. Residunya akan dikirim ke TPA Karangbendo,” tutupnya.
Pengelolaan sampah juga melibatkan pihak kampus, karena menjadi bagian dari pengabdian Tri Darma Perguruan Tinggi. Para akademisi diajak menyasar SD dan SMP untuk peduli pada pengelolaan sampah sejak dini.
“Kami memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang menyasar kegiatan UKS. Targetnya, pengelolaan sampah sejak dini,” kata Ketua STIKES Banyuwangi, Dr. Soekardjo.
Saat ini pihaknya sudah menggandeng 12 sekolah dalam pengelolaan sampah. Targetnya, jumlah ini bisa bertambah hingga 20 sekolah. Tak sekadar mendampingi, pihaknya juga memberikan edukasi dalam pengelolaan sampah. Mulai memilih dan memilah sampah organik dan non organik. Pihaknya juga memiliki lokasi praktik pengolahan sampah bernilai jual. Salah satunya, budidaya maggot yang memanfaatkan sampah organik.
“Hari ini, kami undang perwakilan sekolah untuk mulai peduli dengan pengelolaan sampah,” jelas Ketua Forum Banyuwangi Sehat ini. (hoa/far)