- edi cahyono
Polisi Tangkap Satu dari Empat Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa Unitri Malang yang Tewas
Malang, tvOnenews.com - Tim Gabungan Reskrim Polres Malang berhasil menangkap salah satu pelaku dari empat pelaku pengeroyokan mahasiswa Unitri Malang, pada Jumat (30/6).
"Iya pelaku berinisial BS ditangkap di perbatasan Mojokerto-Gresik," kata Kasi Humas Polres Malang, Iptu Achmad Taufik saat dikonfirmasi awak media, Jumat (30/6).
Ditambahkan Taufik, saat ini tim Satreskrim Polres Malang yang langsung dipimpin Kasat Reskrim Polres Malang masih melakukan pengejaran terhadap pelaku lainnya.
"Untuk BS ditangkap sekitar pukul 02.00 WIB, Jumat (30/6) dini hari tadi," bebernya.
Selanjutnya, polisi langsung melakukan pemeriksaan serta analisis termasuk juga menggali motif dari peristiwa yang sempat menggerkan warga pada Minggu (25/6) dini hari lalu.
“Namun mohon maaf identitas lengkapnya belum bisa kami sampaikan, yang jelas ada keterlibatan dalam pengeroyokan, melakukan kekerasan secara bersama-sama,” imbuhnya.
Hingga saat ini, polisi masih terus melalukan pengejaran terhadap terduga pelaku lainnya. Tak hanya itu, polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap lebih dari 30 saksi dari berbagi sumber yang mengetahui peristiwa tersebut.
“Masih lebih dari dua orang yang belum kami tangkap, namun tim masih terus bergerak samapi hari ini,” jelasnya.
Dikatakan Taufik, satu terduga pelaku yang tertangkap memiliki peran yang cukup signifikan dalam kasus pengeroyokan tersebut. Sehingga, dengan tertangkapnya terduga pelaku diharapkan dapat menelusuri pelaku yang lainnya.
“Satu ini memang ada peran yang cukup signifikan dalam melakukan kekerasan terhadap korban, sehingga harapannya dengan penangkapan tadi malam kita bisa menelusuri pelaku yang lain,” tambahnya.
Disinggung terkait hasil autopsi, Taufik menyebut ada luka yang cukup parah pada tubuh korban. Hingga terdapat kekerasan yang menimbulkan trauma atau luka di dalam otak.
“Hasil autopsi secara mendalam disebutkan penyebab kematian, ada penyebab asfiksia karena ada kekerasan benda tajam di paru-paru dan jantung. Ada juga kekerasan yang menimbulkan trauma atau luka dalam di otak,” pungkasnya. (eco/far)