Mahasiswa Unitri asal Wamena Raih Cuan Ratusan Ribu Rupiah Per Hari.
Sumber :
  • tvOne - edy cahyono

Jualan Pinang Sirih, Mahasiswa Unitri asal Wamena Raih Cuan Ratusan Ribu Rupiah Per Hari

Senin, 3 Juli 2023 - 15:11 WIB

Malang, tvOnenews.com - Tradisi nginang merupakan kegiatan mengunyah kinang yang terdiri dari pinang, sirih, gambir, tembakau, kapur, dan cengkih. Nginang merupakan sebuah tradisi warisan yang dahulu biasa dilakukan oleh orang yang suka memakan kudapan. Kalau saat ini bisa diibaratkan seperti permen atau makanan ringan lainnya.

Masyarakat Jawa masih sangat percaya terhadap dampak positif dari tradisi nginang. Hal ini dapat dibuktikan masih banyak nenek-nenek masyarakat Jawa yang masih melakukan tradisi nginang, mereka yakin bahwa dengan melakukan nginang maka gigi akan terasa sehat dan kuat.

Namun lambat laun tradisi nginang jarang dijumpai di masyarakat Jawa yang hidup diperkotaan pada umumnya apalagi diabad modern ini.

Tradisi nginang ini bukan saja masyarakat Jawa saja, namun masyarakat Indonesia Timur juga menyukai nginang khususnya masyarakat di Provinsi Papua.

Bahkan para pemudanya yang kuliah di berbagai kota, khususnya yang kuliah di kota Malang ini masih suka nginang atau makan pinang sirih.

Peluang makan sirih (nginang) ini menjadi ide cemerlang Oim Lanni, mahasiswa asal Distrik Wamena, Kabupaten Jaya Wijaya Papua, Provinsi Papua yang masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Tribuana Tunggaldewi (Unitri).

Pasalnya, dibalik kesibukan Oim dalam menjalankan aktivitas perkuliahan, dirinya turut merintis usaha sekaligus memperkenalkan budaya makan sirih pinang yang jarang dilakukan oleh Mahasiswa Papua di Kota Malang.

Mahasiswa Wamena ini saat ditemui warrawn tvOnenews.com, pada Minggu (2/7) di lapak tempat ia berjualan sirih pinang di sebelah barat pintu gerbang Universitas Trubuana Tunggadewi (Unitri), Kelurahan Tlogomas, Kota Malang.

Dirinya mengaku, awal mula ia memulai usaha jualan sirih pinang ini hanya sebatas untuk penggalangan dana organisasi mahasiswa daerahnya.

"Usaha ini dimulai pada bulan Maret tahun 2022 lalu. Awalnya usaha ini hanya penggalangan dana untuk organisasi mahasiswa saja. Tapi, ternyata hal ini diminati oleh teman-teman mahasiswa Papua dan dari NTT, sehingga saya lanjut terus berjualan sirih pinang setelah kegiatan terlaksana," kata Oim pada tvOnenews.com, Minggu (2/7).

Harga sirih pinang yang dijual Oim Lanni ini cukup variatif. Untuk sirih pinang dan ditambah dengan kapur dijual dengan harga terendah lima ribu rupiah hingga dua puluh ribu rupiah.

"Untuk omset jualan sirih pinang ini kalau rame pembelinya, bisa mencapai Rp500.000 per hari. Tapi kalau sepi pembeli ya hanya sekitar Rp200.000 saja," terangnya.

Terkait waktu mulai berjualan sirih pinang ini Oim menyesuaikannya dengan waktu perkuliahannya.

"Perioritas saya tetap kuliah. Jadi, saya buka saat tidak ada jadwal perkuliahan. Misalnya kalau lagi tidak ada aktivitas kuliah, maka saya buka dari pagi sampai sore. Begitu juga sebaliknya, kalau ada jadwal kuliah berarti saya baru bisa buka setelah mengikuti perkuliahan," jelas pemilik lapak sirih pinang berambut gimbal ini.

Usaha berjualan sirih pinang milik Oim ini mulai dirintis dengan modal lima ratus ribu rupiah serta untuk sirih dan kapur, pemilik lapar siri pinang ini datangkan langsung dari Wamena.

"Kalau sirih sama kapur, saya datangkan langsung dari Wamena. Kalau untuk pinang, saya beli dari ibu-ibu di pasar," beber interpreneur muda Papua ini.

Oim juga menghimbau kepada mahasiswa khususnya dari Indonesia Timur agar dapat terus menyalurkan ide kreatifnya termasuk dalam lini usaha.

"Kita disini harusnya tidak hanya sebatas kuliah saja. Tapi kita juga harus berpikir untuk tetap bertahan di akhir bulan saat dompet mulai menipis. Selain itu, tentu sebagai pemuda yang datang dari luar pulau Jawa, alangkah menariknya jika kita bisa berbagi wawan budaya sekaligus memperkenalkan kekayaan tradisi lokal kita kepada masyarakat di Jawa," singkat Oim.

Perlu diketahui, tradisi makan sirih pinang adalah tradisi saling menyuguhkan sirih dan pinang kemudian dikunyah (dimakan) secara bersama, baik oleh yang menyuguhkan maupun oleh yang disuguhi sirih dan pinang tersebut. Suguhan tersebut tidak memandang asal-usul, suku, ras dan agama.

Selain itu, ada beberapa jurnal menyebutkan Sirih Pinang adalah simbol pemersatu anggota suku dan praktik berbagai bentuk komunikasi yang memiliki nilai dan makna dalam keluarga dan persahabatan.

Di sisi lain, menginang atau makan pinang sirih ternyata bagus untuk alternatif perawatan gigi. Menginang juga dapat menyembuhkan luka di mulut, menghentikan pendarahan gusi, dan bagus dijadikan obat kumur. (eco/gol)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
14:16
01:26
00:54
01:08
04:33
07:01
Viral