- edi cahyono
Isu Renovasi Stadion Kanjuruhan Malang, Para Pedagang Pasrah Bila Digusur
Malang, tvOnenews.com - Isu terkait renovasi Stadion Kanjuruhan yang dicanangkan akan menggunakan standar FIFA sedikit membuat sejumlah pedagang risau. Sebab, jika isu tersebut memang benar adanya, maka area stadion akan steril dari pedagang kaki lima (PKL).
Hal itu membuat para pedagang di Stadion Kanjuruhan pasrah, pasalnya mereka terancam digusur dengan adanya isu renovasi yang akan segera dikerjakan.
Rofik, salah satu pedagang di Stadion Kanjuruhan mengatakan dirinya sedikit terancam. Bagaimana tidak, satu-satunya sumber nafkahnya akan hilang dalam sekejap setelah adanya isu renovasi Stadion Kanjuruhan yang akan menerapkan standar FIFA.
“Kalau dipindah saya bingung, ini pekerjaan jadi macet,” tutur Rofik saat ditemui tvOnenews.com di lapaknya yang terletak di Stadion Kanjuruhan, Selasa (4/7).
Dirinya akan bisa menerima jika relokasi itu bersifat sementara waktu. Namun, jika akan digusur selamanya, ia masih akan berfikir ulang untuk keberlangsungan hidupnya ke depan.
“Kalau saya pribadi tidak masalah jika saya dipindah di mana, misal dipindah kemana semuanya satu grup. Tapi setelah selesai nanti kembali lagi. Kalau tidak boleh kembali? Lah ini saya nanti gak berkerja lagi,” bebernya.
Menurutnya, harga sewa lapak di Stadion Kanjuruhan cukup murah dibandingkan dengan harga sewa di luaran. Hal tersebut yang membuatnya harus berfikir ekstra jika harus pindah.
“Cari kontrakan di luar mahal, kalau di sini harga Rp8,5 juta pertahunnya,” jelasnya.
Disinggung terkait informasi yang telah diterima dari pihak berwenang, ia mengatakan hingga hari ini, dirinya belum mendapatkan informasi terkait penggusuran PKL secara permanen.
“Belum ada info kalau PKL tak boleh jualan. Kalau renovasi sudah dapat info tapi tanggal berapa gak tahu,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang, Wahyu Hidayat mengatakan, renovasi Stadion Kanjuruhan akan segera dilakukan dalam waktu dekat.
“Konstruksinya dilihat dan ditambah, diperkuat, kemudian standarnya FIFA,” terang Wahyu saat ditemui beberapa waktu lalu.
Sebab, kata Wahyu, sesuai dengan standar FIFA di dalam stadion hanya diperbolehkan tidak lebih dari 10 stan. Bahkan, tempat tersebut hanya diperbolehkan menjual merchandise.
“Pedagang kaki lima (PKL) itu memang harus di luar, karena itu menurut perencanaan di sana. Karena dikhawatirkan dari PKL menjual botol-botol (miras), jadi semuanya harus serba plastik. Itu mengapa PKL harus disterilkan. Boleh (jualan) tapi di luar area,” pungkasnya. (eco/far)