- edi cahyono
Bikin Merinding, Ini Cerita Pendik, Korban yang Berhasil Selamat dari Maut di Pantai Selatan Malang
Malang, tvOnenews.com - Salah satu dari lima orang wisatawan yang tenggelam di Pantai Jembatan Panjang, Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang telah ditemukan.
Ia adalah M Ruspandi (24) alias Pendik, selain sebagai guide, Pendik juga tercatat sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya asal Desa Kolagen, Kecanatan Tajinan, Kabupaten Malang.
Ia ditemukan pada Sabtu (8/7) sekitar pukul 17.30 WIB dalam keadaan selamat dan mengapung menggunakan jaket pelampung dengan jarak 0,586 kilometer atau 0,5 mil dari titik tempat kejadian perkara.
Ruspandi menceritakan proses mengapungnya selama sembilan jam di laut lepas, hingga berhasil selamat dari maut.
Bermula dari niatnya hendak menolong dua warga negara asing (WNA), mahasiswa Universitas Brawijaya yang tenggelam terbawa ombak saat surfing di Pantai Jembatan Panjang, Jana Olivia asal negara Swiss, dan Brieva Ramirez asal Spanyol.
Pendik nekat mencebur ke laut di tengah kerasnya ombak saat air laut pasang.
"Sebelum saya, teman saya, Bayu sudah mencebur ke laut untuk menolong dua korban WNA itu. Namun ia juga tidak kembali akibat tergulung ombak," ungkapnya Sabtu (8/7) malam.
Ia pun tergulung ombak hingga ke tengah laut. Di tengah terjangan itu, ia masih berusaha mencari kedua korban WNA itu, sekaligus temannya yang lebih dulu tenggelam.
"Di tengah saya sempat bertemu Bayu dalam keadaan hidup. Saya meminta ia berusaha kembali ke pinggir, biar saya yang akan mencari kedua WNA itu, karena saya membawa pelampung. Sedangkan bayu tidak," tuturnya.
"Saya juga bilang kepada Bayu, akan mengevakuasi kedua korban WNA itu ke tengah laut. Sebab semakin ke tengah pastinya arus semakin kecil," imbuhnya.
Namun, semakin ke tengah ia kembali bertemu dengan bayu dalam keadaan sudah sekarat dan mengeluarkan busa dari mulutnya.
"Saya sempat meraih tubuh bayu. Namun ia sudah sekarat. Saya coba memencet lehernya tapi ia justru mengorok dan mengeluarkan busa dari mulutnya," katanya.
Saat itulah, dengan kondisi ombak yang begitu besar ia memutuskan untuk menyelamatkan diri di tengah terjangan ombak. Ia kembali melepas tubuh Bayu.
"Sebab saya pikir sudah tidak mungkin menyelamatkannya, di tengah terjangan ombak. Akhirnya saya putuskan untuk berjuang menyelamatkan diri sendiri," katanya.
Ia terombang-ambing hingga siang hari. Mulai diterjang arus ke timur, lalu kembali di terjang arus dari timur ke barat.
"Ketika diterjang ke barat ini, saya melihat tubuh mengenakan baju hitam. Saya sempat mengangkat kakinya. Saya tidak tahu ia siapa. Yang pasti ia perempuan dan sudah meninggal," ujarnya.
Namun, ia kembali melepas tubuh itu, dengan pertimbangan ia juga sedang berusaha bertahan hidup di tengah laut lepas.
"Apabila saya membawa beban tubuh pastinya tidak memungkinkan, di tengah arus yang keras seperti itu," katanya.
Ia terus berjuang tetap bisa bertahan di tengah laut. Beberapa kali ia melihat nelayan yang sedang memancing, lalu berteriak minta tolong. Namun, suaranya tidak terdengar.
"Berselang beberapa waktu saya menemukan tumpukan sampah mengapung. Di tengah sampah itu terdapat kayu besar. Akhirnya saya ambil dan terus saya pegang untuk membantu saya mengapung," kata Pendik.
Ia terus berusaha terapung di tengah laut hingga potensi SAR Pantai Selatan Rescue datang sekitar pukul 17.30 WIB. Artinya ia telah mengapung sekitar sembilan jam lebih sejak kejadian.
"Saya bukan pemandu wisata. Tapi saya panitia acara dalam kegiatan wisata mahasiswa Universitas Brawijaya ini," jelasnya.
Kini, personel gabungan masih siaga untuk mencari empat korban lain. Jumlah [ersonel gabungan Kepolisian, TNI, SAR, relawan, dan warga sekitar mencapai 90 orang.
"Kendala pencarian adalah cuaca hujan dan ombak tinggi," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak lima orang diduga terseret ombak di Pantai Jembatan Panjang, Desa Sumber Bening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang pada Sabtu (8/7) pagi.
Dari kelima orang itu, dua diantaranya adalah warga negara asing (WNA). (eco/far)