- edi cahyono
Pesan Terakhir Bayu ke Istrinya sebelum Hilang Terseret Ombak Pantai Jembatan Panjang
Malang,tvOnenews.com - Bayu, satu dari lima korban yang terseret ombak Pantai Jembatan Panjang di Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Sabtu (9/7) pagi, sebelumnya masih memberikan pesan kepada istrinya.
Bayu Perbangsa (39) warga Perum Casablanca, Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, dan merupakan korlap Tour Leader Ciliwung Camp hingga hari kelima ini, belum ditemukan oleh Tim Sar Gabungan.
Bayu terakhir berkomunikasi dengan keluarganya, Jumat (7/7) pukul 07.22 WIB. Kepada istrinya, Nita Sonia, Bayu memberi kabar melalui pesan WhatsApp (WA) bahwa pantai sedang hujan lebat. Ia sempat mengirim foto kepada sang istri.
Nita mengunggah tangkapan layar terakhir kali dirinya berkomunikasi ke instagram pribadinya. Menurut kesaksian relawan, Nita langsung menuju ke lokasi Pantai Jembatan Panjang saat mengetahui informasi suaminya terseret ombak. Nita setia menunggu hingga malam hari.
"Saat tahu kejadian, istrinya langsung meluncur ke sana,” ujar salah seorang relawan Malang, Dwi Susiati kepada tvOnenews.com.
Nita juga sempat menunggu suaminya itu di pinggir pantai hingga malam hari.
“Ya Allah, Engkaulah Tuhan yang memberi keselamatan. Dari keselamatan. Maha Suci Allah, Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan. Yang…, aku tau disana pasti dingin banget, kamu semangat kamu kuat aku sudah di sini nunggu kamu, ayo kita pulang sama-sama,” tulis Nita dalam unggahan instagram pribadinya.
Dia juga menunggu saat pagi buta menjelang pencarian hari kedua, Minggu (9/7) kemarin. Menurut kesaksian warga, Nita menunggu lagi di pasir pantai. Bahkan dia menyiapkan kopi dan rokok untuk sang suami dengan harapan Bayu segera kembali.
"Tadi pagi (kemarin) di sini, istrinya nangis nunggu suaminya,” ucap Rokip, salah seorang pemilik warung.
Dia menyebut, bahwa Nita menunggu hingga apel pagi jelang pencarian dilakukan. Hingga akhirnya, Nita diharuskan istirahat oleh tim relawan karena tak enak badan.
Rokip menceritakan, Bayu adalah salah satu dari tiga WNI yang datang untuk menyelamatkan dua mahasiswa. Salah satunya sempat memainkan paddle board Surf atau semacam papan selancar dengan dayung hingga terseret arus.
Tampak di lokasi, paddle board milik Ana tersangkut di salah satu pulau kecil tak jauh dari lokasi hilangnya para korban.
“Sudah ada yang memperingatkan, mereka ada yang bawa semacam selancar dan akhirnya hanyut. Yang mau nolong malah ikut terbawa ombak,” imbuh Rokip.
Sementara itu, Ruspandi alias Pendik (24) warga Jalan Tritomulyo, Desa Klagen, Kecamatan Tajinan, juga sempat terseret gelombang laut. Keluarganya sempat menangis sebelum mendapat informasi Ruspandi, yang menjadi tulang punggung keluarga itu, ditemukan.
“Orang tuanya Pendik sekarang masih di pantai untuk bertemu. Mereka terkejut mendengar informasi musibah dan langsung ke pantai jam 10 malam (Sabtu),” ujar Maryadi, kakek Ruspandi.
Ruspandi bekerja sebagai pemandu wisata. Dia diketahui kerap mengajak tamu berwisata. Ruspandi melakukan itu sembari kuliah di UB. Sebentar lagi ujian skripsi. Ia tulang punggung keluarga. Saudaranya dua, perempuan. Masih duduk di bangku kelas 1 SD dan Kelas 1 SMP. Orang tuanya tinggal dengan Maryadi.
“Orang tua bersama dua adiknya tinggal di sini (rumah Maryadi). Sedangkan, Ruspandi jarang tidur di rumah. Dia sibuk kerja sambil kuliah,” urainya.
Bagian tubuh Ruspandi diketahui Maryadi mengalami memar akibat terombang-ambing di laut. Lalu diduga terbentur karang. Hal itu membuat keluarga panik.
“Saya mendapat informasi dan fotonya, tubuh Ruspandi memar,” sambung Maryadi.
Perlu diketahui dengan ditemukannya I Made Indraprastha, total sebanyak tiga dari lima korban yang terseret ombak di Pantai Jembatan Panjang, Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur sudah ditemukan.
Dua korban yang belum ditemukan adalah Jana Olovia Soland (24) asal Swiss dan Bayu (40), warga Kedungkandang, Kota Malang.
Sekadar diketahui, pada Sabtu (8/7) rombongan 29 mahasiswa Fakulktas Kedokteran dari Universitas Brawijaya Malang mengadakan tour ke Pantai Jembatan Panjang. 29 mahasiswa terdiri dari 17 WNA dan 12 WNI.
Setibanya di lokasi, rombongan berenang di pantai, termasuk korban Anna asal Spanyol dan Janna asal Swiss. Nahas, karena ombak terlalu besar, Anna dan Janna tidak bisa menepi.
Mereka justru terbawa ombak dan menyangkut di pulau kecil.
Melihat wisatawan asing yang tidak bisa kembali, tiga tour leader yakni Bayu, Pendik, dan Made berusaha menolongnya.
Namun, nahasnya lagi mereka justru ikut terseret ombak dan dikabarkan hilang.
Pada malam harinya, tour leader Muhammad Ruspandi alias Pendik berhasil diselamatkan oleh rescue di tengah laut sisi selatan Pantai Kondangmerak.
Pendik berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat. Kini menyisakan tiga korban yang belum ditemukan.
Kemudian, kemarin Minggu (9/7) mahasiswa asal Spanyol yang bernama Ana Brieva Ramirez ditemukan di Pantai Bantol, Desa Banjarejo Kecamatan Donomulyo. Ia ditemukan dalam keadaan selamat. (eco/far)