Budidaya tanaman farmasi.
Sumber :
  • m syahwan

Pengembangan Desa Wisata, Warga Tengger Bromo Lalukan Budidaya Tanaman Toga dan Buah Adas

Rabu, 26 Juli 2023 - 13:33 WIB

Probolinggo, tvOnenews.com - Sebuah inovasi Desa Wisata diciptakan oleh kolaborasi Universitas Airlangga (Unair) dan Stikes Hafshawati Zainul Hasan Genggong, bersama masyarakat Suku Tengger Bromo, melakukan budidaya penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan edukasi penyulingan minyak atsiri buah adas sebagai bahan minyak angin, di Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo, Rabu (26/7).

Dipilihnya Desa Ngadisari merupakan desa yang paling dekat dengan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Selain itu, masyarakat desa setempat juga memiliki banyak tanaman yang berpotensi dimanfaatkan untuk pengobatan yang tumbuh secara liar di pekarangan rumah. Beberapa diantaranya adalah adas, jarak, kecubung, ciplukan, keningar, dringu, purwoceng, krangean, kayu ampet, pulosari, jamur impes, pronojiwo dan lain-lain.

Retno, Dosen Farmasi Unair mengatakan, beragamnya tanaman yang ada di sekitar masyarakat Suku Tengger merupakan kekayaan tersendiri dari daerah ini, namun tidak banyak masyarakat Desa Ngadisari yang memanfaatkannya secara baik.

“Pengabdian masyarakat setempat merupakan salah satu kewajiban akademisi agar masyarakat bisa mengenal terutama di bidang farmasi ini, khususnya di Desa Ngadisari yang memiliki buah adas melimpah," katanya.

Dari hasil penelitian Batoro dkk, pada tahun 2010 silam bahwa masyarakat Tengger memiliki 118 jenis tumbuhan obat. Jenis-Jenis tersebut dapat digunakan untuk menyembuhkan 60 gejala penyakit. Salah satu tanaman yang tumbuh liar dalam jumlah banyak dan tidak dimanfaatkan dengan baik adalah buah adas. 

"Tanaman buah adas memiliki khasiat menurunkan demam, meredakan batuk, gatal dan masuk angin. Minyak atsiri yang terkandung dalam buah adas ini dapat digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga berpotensi untuk mencegah virus corona," tambahnya.

Pada tahun 2022 lalu, tim kami telah melakukan pelatihan pengembangan produk jamu dan simplisia dari tanaman lokal Bromo bagi masyarakat Desa Ngadisari. 

"Produk tersebut berupa jamu godogan, teh herba dan juga simplisia yang dapat digunakan sendiri oleh masyarakat bagi kesehatan. Masyarakat antusias untuk mendapatkan informasi lebih tentang tanaman obat, khususnya buah adas yang tumbuh banyak dan liar," tandasnya.

Di sisi lain, masyarakat Suku Tengger Bromo sangat antusias karena buah adas ini memiliki banyak manfaat. Padahal masyarakat lokal mengiranya sebagai tumbuhan liar.

“Kami baru tau terkait tanaman buah adas yang memiliki banyak manfaat, warga Tengger sangat bersyukur atas partisipasi panitia dan gabungan mahasiswa yang berada di lokasi,” ujar Pono salah satu warga Desa Ngadisari.

Sementara itu, Fahmi Dosen Farmasi STIKES Hafshawaty menyampaikan, sangat bangga atas anak didiknya yang sukses mengetahui banyaknya tumbuhan liar yang memiliki khasiat farmasi.

“Terimakasih pada semua rekan khususnya dari farmasi UNAIR yang menyukseskan acara ini dengan melibatkan mahasiswa asing, agar mengetahui bahwa di Indonesia terdapat banyak tumbuhan yang memiliki khasiat farmakologis," ucapnya. 

Diketahui jumlah peserta yang hadir ada 15 warga lokal diantaranya karang taruna dan para pekerja kebun serta 30 mahasiswa asing peserta program Summer Camp dari Farmasi Airlangga yakni Malaysia, Filipina, Thailand dan India. (msn/far)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:21
03:26
07:40
02:04
01:13
03:43
Viral