- miftakhul erfan
LPG Masih Langka, Puluhan Warga Magetan Berebut Gas Melon di Pangkalan
Magetan, tvOnenews.com - Masih sulitnya mencari gas LPG ukuran tiga kilogram di Magetan, membuat puluhan warga di Kelurahan Selosari Kabupaten Magetan memburu truk pemasok gas LPG yang hendak mengirimkan jatah gas ke pangkalan, Kamis (27/7) siang.
Bahkan warga pun rela berdesakan dan juga berebut tabung LPG yang baru saja diturunkan dari truk, karena khawatir tak mendapat bagian, meskipun mereka sudah memiliki kupon antrean yang dibagikan oleh pihak pangkalan sebelumnya.
Wati (35) warga setempat mengaku, terpaksa menunggu lama sejak pagi hari, demi mendapatkan gas, karena sudah dua hari ini dirinya tidak bisa masak.
“Katanya siang ini pasokan datang kan mas, makanya kita nunggu disini yang penting harus dapet gas, saya sudah dua hari ini tidak bisa masak karena sudah gak ada gas,” kata Wati.
Meski hari ini pasokan LPG mulai berdatangan ke sejumlah pangkalan, namun tidak ada penambahan stok dari pertamina. Sehingga, jatah 50 tabung gas LPG ukuran tiga kilogram di pangkalan inipun langsung jadi rebutan. Tak kurang dari lima menit, seluruh gas ludes diserbu warga.
Sementara itu, tak sedikit warga setempat yang kecewa karena tak kebagian jatah. Padahal selain sudah membawa KTP, mereka juga membeli gas untuk kebutuhan warung makan yang sudah tak lagi bisa memasak akibat tak ada gas.
“Gak dapat mas, udah cari kemana-mana, wah susah ini harus cari kemana lagi, padahal saya warga sini loh, kalau gak dapet mau gimana lagi warungnya ya tutup lagi,” ujar Parman (50) warga yang tak kebagian jatah gas melon.
Parman mengaku sangat kecewa, padahal dirinya sangat membutuhkan gas untuk memasak makanan di warung makannya. Parman berharap pertamina memberikan tambahan stok lagi agar gas bisa mereta.
Terpisah, Wiwit (45) pemilik pangkalan LPG di Kelurahan Selosari mengaku tidak ada kelangkaan gas LPG ukuran tiga kilogram. Bahkan stok yang diberikan selalu sama tak pernah berubah. Hanya saja, Wiwit mengaku banyak pembeli datang dari luar desa bahkan hingga luar kecamatan.
“Gak langka sebenarnya mas, jadi pasokan turun ke sini dari pertamina itu ya selalu sama dari dulu, antara 40-50 tabung. Memang pas tanggal 1 Suro kemarin libur satu hari saja mas,” jawab Wiwit.
Namun demikian diakuinya, banyak pembeli yang datang dari luar desa bahkan ada yang dari luar kecamatan seperti dari Kecamatan Plaosan, Panekan, Goreng-gorengan. Sehingga barulah ada persyaratan pembeli LPG harus menyertakan KTP dan kartu antrean.
“Yang saya heran itu banyak wajah-wajah baru, ada yang dari Plaosan, Goreng-gorengan Ngariboyo itu loh kok sampai sini. Akhirnya mereka saya tolak mas, saya hanya melayani warga sekitar sini saja dan hanya untuk rumah tangga, lain itu mohon maaf,” pungkas Wiwit.
Seperti diketahui, harga gas LPG ukuran tiga kilogram di pangkalan Selosari ini masih sesuai HET dari pemerintah yakni 16 ribu rupiah per tabung. Namun setelah di tangan pengecer, harga tersebut naik menjadi 20 hingga 22 ribu rupiah per tabung.
Bahkan sejak terjadi kelangkaan gas, masih ada orang atau pedagang yang memanfaatkan kondisi ini untuk mencari keuntungan dengan menjual gas tersebut hingga 25 ribu rupiah per tabungnya.
Warga hanya berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk mengatasi kelangkaan gas LPG ini. Karena gas LPG saat ini merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan berumah tangga. (men/far)